Selasa 01 Mar 2011 19:28 WIB

Indonesia tak Terburu-buru Buat FTA dengan UE

Red: Djibril Muhammad
Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar
Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia tidak buru-buru untuk membuat persetujuan perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan Uni Eropa (UE) kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa (1/3). "Bukan karena negara lain sudah melakukan kesepakatan lalu Indonesia buru-buru untuk membuat kesepakatan yang sama, kita harus menilai dan mengevaluasi kondisi terlebih dulu," kata Mahendra dalam acara ASEAN-EU Programme for Regional Integration Support (APRIS) II.

UE saat ini tengah melaksanakan perundingan dengan Singapura mulai Maret 2010 dan Malaysia mulai Oktober 2010 untuk membuat FTA dan rencananya akan menambah negosiasi dengan Brunai, Vietnam, Thailand dan Filipina. "Negosiasi untuk hal itu belum dilakukan sama sekali," tambah Mahendra seraya mengatakan bahwa Indonesia memiliki 'vission group' untuk menganalisis dan mengevaluasi langkah perekonomian Indonesia ke depan.

"Saya lebih nyaman bila kita sudah memiliki persiapan dan kemampuan baru membuat kesepakatan, tapi tentu pertemuan-pertemuan ekonomi dengan UE tetap dilakukan, misalnya dengan mengadakan ASEAN-EU Summit Meeting tingkat menteri," jelasnya.

Lebih lanjut Mahendra menjelaskan sejak krisis keuangan Eropa dan Amerika Utara yang terjadi pada 2008-2009 terjadi pergantian orientasi ekonomi global yang saat ini beralih ke negara-negara "emerging market" seperti China, India dan juga Indonesia. "Industri global tidak bisa memaksa agar konsumen di kawasan ini juga mengonsumsi produk yang sama dengan yang dijual di negara-negara Amerika Serikat atau Eropa, harus ada penyesuaian sesuai dengan pasar," tambahnya.