Jumat 18 Mar 2011 19:00 WIB

April, 44 Bank Wajib Umumkan SBDK

Bank Indonesia
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Bank Indonesia (BI) mewajibkan 44 bank dengan kepemilikan asset melebihi Rp 10 triliun di Tanah Air segera mengumumkan tingkat suku bunga dasar kredit (SBDK) kepada pasar perbankan per 1 April 2011. "Upaya itu harus segera disiapkan oleh 44 pelaku perbankan mengingat suku bunga dasar merupakan salah satu penentu suku bunga kredit baik bagi korporasi, ritel, maupun KPR," kata Deputi Gubernur BI Bidang Stabilitas Sistem Keuangan, Mulyaman B. Hadad, ditemui dalam Seminar 'Transparansi Suku Bunga Dasar Kredit: Manfaat bagi Perbankan, Masyarakat, dan Sektor Riil', di Surabaya, Jumat (18/3).

Mekanisme pengumuman yang dilakukan oleh 44 bank itu, jelas dia, bisa dilaksanakan melalui sistem teknologi informasi (IT) seperti internet yakni memakai masing - masing website perbankan itu. "Kami yakin dengan besaran asset 44 pelaku perbankan tersebut, sistem teknologi yang mereka gunakan saat ini sangat memadai dan mendukung realisasi publikasi SBDK per 1 April mendatang," ujarnya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan, dari 44 pelaku perbankan nasional tersebut setara dengan 90 persen portofolio industri perbankan Indonesia. "Sementara, dari banyaknya perbankan yang kami minta mempublikasikan SBDK-nya di Jawa Timur hanya ada satu pelaku perbankan yang memenuhi syarat yakni Bank Jatim," katanya.

Upaya mempublikasi SBDK di 44 perbankan tersebut, harap dia, dapat dilakukan secara rutin atau minimal per tiga bulan (triwulan). "Kami optimistis mereka bisa melakukannya secara rutin menyusul kepatuhan dan ketepatannya melaporkan kinerja keuangan ke BI selama ini," katanya.

Selain itu, ia meyakini, upaya tersebut dapat membantu masyarakat yang memiliki sesuatu yang tidak punya nilai ekonomi menjadi memiliki nilai keekonomian. Untuk itu, BI mengimbau peran kepala daerah bisa me-linkage program tersebut. "Dengan inovasi dan kreativitas yang didukung melalui sistem teknologi tinggi itu, ke depan bisa meningkatkan akses masyarakat perekonomian sehingga mereka kian mudah mendapatkan kredit," katanya.

Apabila akses kredit di sejumlah perbankan di Tanah Air semakin mudah, lanjut dia, estimasi para pelaku perbankan nasional yang optimistis pertumbuhan kredit meningkat menjadi 24 persen dapat terjadi tahun ini. "Padahal pertumbuhan kredit nasional pada tahun 2010 hanya mencatatkan posisi positif mencapai 22,8 persen," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement