Ahad 28 Jan 2018 14:45 WIB

Pembukaan Lambat? Jangan Dulu Putuskan untuk Caesar

Diperlukan penelitian berulang dan temuan konsisten untuk mengubah keyakinan lama.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Winda Destiana Putri
Wanita akan melahirkan. ILustrasi
Foto: Sciencemag
Wanita akan melahirkan. ILustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Kebanyakan wanita yang baru melalui masa persalinan, mungkin akan mengalami beberapa perubahan fisik seperti munculnya garis halus di sekitar area perut hingga naiknya bobot tubuh. Namun ternyata perubahan juga terjadi pada organ bagian dalam tubuh seperti rahim dan serviks.

Saat proses persalinan, leher ramin akan membesar dan terbuka agar bayi dapat keluar dari dalam rahim. Selama beberapa dekade, peneliti meyakini bahwa serviks akan melebar setidaknya satu sentimeter per jam sebelum proses persalinan.

Sedangkan PLOS Medicine menemukan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di dua negara di benua Afrika. Mereka menemukan tingkat dilantasi yang lebih lambat bagi banyak wanita yang menjalani persalinan normal dan sehat.

Studi yang diungkap 16 Januari 2018 ini juga memperkuat temuan dari penelitian terbaru tentang wanita hamil di Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara lain. Meskipun demikian, periset menyayangkan beberapa dokter masih salah mengklasifikasikan persalinan yang lebih lambat sebagai abnormal, sehingga menyebabkan intervensi yang tidak perlu dan berpotensi berisiko seperti persalinan caesar.

"Diperlukan penelitian berulang dan temuan konsisten untuk mengubah keyakinan lama," kata Aaron Caughey, spesialis ibu dan janin di Oregon Health & Science University, Portland.

"Dokter perlu memahami bahwa ada variabilitas yang besar dalam panjang persalinan, lanjut dia.

Untuk penelitian terbaru, Olufemi Oladapo, seorang petugas medis di departemen kesehatan reproduksi dan penelitian di World Health Organisation (WHO) mengumpulkan data dari lebih 5.500 wanita di 13 rumah sakit di Nigeria dan Uganda yang keseluruhannya telah mengalami persalinan secara normal dan memiliki kelahiran vagina yang sehat.

Kelompok wanita tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu yang baru pertama kali melahirkan dan yang telah lebih dari sekali melahirkan. Saat ditanya, mereka mengaku sering kali membutuhkan waktu lebih dari satu jam agar serviks melebar satu sentimeter atau lebih lambat dari seharusnya. Hal ini menunjukkan bahwa waktu kerja pelebaran serviks setiap individu bervariasi.

"Beberapa ibu yang pertama kali melahirkan, serviks mereka mampu berkembang empat sampai lima sentimeter dalam waktu dua jam. Namun yang lain, butuh waktu hingga tujuh jam," kata Oladapo.

Menurut dia, selama tanda vital ibu dan bayi baik-baik saja dan kepala bayi dapat turun, tingkat pelebaran kurang dari 1 sentimeter per jam bukanlah alasan yang cukup untuk melakukan intervensi (sesar). Sebagai gantinya, dokter harus mendukung ibu dengan memberikan makanan, minuman, penghilang rasa sakit dan kebebasan untuk bergerak atau menemukan posisi di mana ibu merasa nyaman.

Dalam laporan Coauthored pada 2014 lalu menyatakan tentang pencegahan persalinan sesar. Laporan pada 2014 tentang pencegahan persalinan sesar dan menyerukan untuk mengubah kerja progresif yang tidak normal. Hal ini ditambah dengan pelampiran resiko kematian dan komplikasi maternal yang lebih tinggi dari persalinan. Hal ini tentu berdampak pada tingkat persalinan sesar yang menurun sedikit demi sedikit, mulai dari 26 persen di 2014 menjadi 25,8 persen pada 2015.

"Perasaan saya adalah bahwa ada beberapa perubahan bagaimana dokter mengikuti perkembangan persalinan, dan saya pikir masih ada heterogenitas yang bagus dalam praktik persalinan di Amerika, kata dokter Caughey.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement