Jumat 27 Jul 2018 13:44 WIB

Berapa Banyak Telur yang Boleh Dimakan?

Konsumsi telur tanpa kuningnya membuat kehilangan sejumlah nutrisi penting.

Rep: Mutia Ramadhani/Farah Noersativa/ Red: Indira Rezkisari
Sarapan telur
Foto: pixabay
Sarapan telur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian menganggap kuning telur berkontribusi pada meningkatnya kolesterol tubuh. American Heart Association (AHA) bahkan pernah merekomendasikan untuk mengurangi konsumsinya.

Rekomendasi tersebut kemudian berubah beberapa tahun terakhir. AHA bahkan tak lagi 'mengutuk' kuning telur sebagai penyebab kolesterol tinggi, melainkan pola diet makanan yang tak sehat.

AHA merekomendasikan konsumsi setidaknya 300 miligram (mg) kuning telur atau setara 1,5 butir telur. Ahli gizi, John Berardi merekomendasikan batas tersebut.

"Makan putih telur tanpa kuning telur membuat seseorang tak bisa mendapatkan nutrisi, seperti choline, lutein, dan asam lemak omega-3," katanya dilansir dari Daily Health Post, Jumat (27/7).

Profesor di Harvard’s School of Public Health, Walter Willet mengatakan makan satu butir telur sehari berkontribusi sangat kecil meningkatkan kolesterol tubuh. Peningkatan LDL dalam jumlah sangat kecil ini bahkan bisa diimbangi dengan nutrisi-nutrisi sehat lain dari makanan selain telur.

Peneliti MIT, Stephanie Seneff menambahkan pola diet sehat yang harus diperhatikan jika ingin menghindari kolesterol tinggi. Seneff berpikir orang justru tak perlu takut makan telur, khususnya kuningnya. Telur dibutuhkan untuk kesehatan jantung.

Baca juga: Cornelia Agatha Belajar Masak Kerak Telur dari Youtube

Pada penelitian lain terungkap pula pentingnya makan telur setiap hari. Mereka yang setiap hari makan telur kemungkinan memiliki risiko serangan jantung dan strok yang lebih rendah daripada mereka yang tidak makan telur sama sekali. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian besar di Cina.

Dilansir di Reuters, para peneliti melakukan cek data survei mengenai konsumsi telur kepada 461.213 orang dewasa yang rata-rata berusia 51 tahun dan tak memiliki riwayat penyakit jantung. Dalam survei tersebut, rata-rata mereka makan setengah telur setiap hari. Perinciannya, sekitar 9 persen di antara mereka menghindari telur sama sekali. Lalu 13 persennya, makan sekitar satu telur setiap hari.

Setidaknya ada setengah dari jumlah peserta, diikuti selama sembilan tahun atau lebih. Selama waktu itu, sebanyak 83.977 orang mengalami penyakit jantung atau pernah mengalami serangan jantung atau strok. Sementara sebanyak 9.985 meninggal karena kondisi ini.

Selain itu, studi juga menemukan, dibanding orang yang tak pernah makan telur, orang yang makan rata-rata 0,76 telur per hari yakni sebanyak 11 persen dari jumlah peserta, mengalami kemungkinan lebih kecil untuk berpotensi terkena penyakit kardiovaskular.

"Ini penting bagi orang-orang, terutama mereka di bagian dunia di mana telur adalah sumber utama protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting lainnya untuk tubuh," kata seorang peneliti di Harvard Medical School di Boston, Dr Luc Djousse, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement