Senin 15 Oct 2018 10:00 WIB

Mengenal Terapi Pelaku Dialektik yang Dijalani Selena Gomez

Terapi perilaku dialektik mengajarkan mengelola emosi yang menyakitkan.

Rep: Nora Azizah/ Red: Indira Rezkisari
Selena Gomez
Foto: EPA
Selena Gomez

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengalami gangguan emosional saat berada di rumah sakit, Selena Gomez mulai mencari terapi. Laman People mengabarkan, terapi ini biasanya diberikan bagi pasien untuk mengatasi pikiran dan perilaku negatif. Berdasarkan sebuah sumber, penyanyi berusia 26 tahun ini menjalani terapi perilaku dialektik (DBT).

Terapi tersebut dirancang untuk membantu mengidentifikasi dan kemudian mengubah pola pikir negatif. Gomez sempat dirawat di rumah sakit sebanyak dua kali dalam satu pekan terakhir.

Baca Juga

Ia juga mengalami penurunan sel darah putih yang dapat berbahaya bagi pasien transplantasi ginjal. Seperti diketahui, Gomez menjalani operasi transplantasi ginjal tahun lalu sejak didiagnosis mengidap autoimun lupus.

Pada saat rawat inap ke dua, Gomez mengalami serangan panik. Dia dikabarkan mengalami minggu yang sulit dan panik. Ia dikabarkan telah menjalani terapi DBT.

Sebelumnya, Gomez memang telah mengumumkan perihal DBT yang sudah mengubah hidupnya. "Saya berharap lebih banyak orang akan berbicara mengenai terapi," kata Gomez.

Menurut Psychology Today, terapi perilaku dialektik mengajarkan mengelola emosi yang menyakitkan. Terapi melatih keterampilan terapeutik dalam beberapa bidang utama. Terapi mengajarkan untuk bisa menerima dan kemampuan untuk mengubah atau mengelola emosi negatif daripada melarikan diri dari hal tersebut.

Terapi juga mengajarkan untuk mengelola dan mengubah emosi yang intens atau bermasalah, serta berkomunikasi dengan orang lain dan mampu mempertahankan harga diri. "DBT merupakan perawatan yang konkrit dan praktis," ujar Pendiri dan Direktur Columbus Park Collaborate, New York, Amerika Serikat, Melisa Gerson.

Gerson mengatakan, terapi dialektik fokus membantu pasien meningkatkan kapasitasnya. Seseorang tidak harus banyak berbicara perihal emosional yang dirasakan. Namun sebaliknya, harus lebih fokus dalam meningkatkan kesadaran terhadap hal yang mengganggu pikirannya. Pasien harus terampil dalam menenangkan diri dalam kondisi darurat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement