Senin 18 Mar 2019 08:58 WIB

Tujuh Fakta dan Mitos Seputar Kesehatan Kulit (2)

Sinar matahari dalam jumlah tertentu baik untuk kesehatan kulit

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Perawatan kulit pria/ilustrasi
Foto: forums.hardwarezone.com.sg
Perawatan kulit pria/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kulit adalah organ terbesar manusia namun justru yang sering dianggap remeh ketika sehat. Bahkan, banyak pengetahuan yang sering salah, menyesatkan, dan tetap saja diikuti.

Agar tidak mengikuti informasi yang keliru, berikut adalah beberapa mitos yang paling umum dibagikan seputar kulit. Dikutip dari Inverse, dermatologis Sara J. Brown membagikan fakta yang sebenarnya.

Baca Juga

5. Deterjen bubuk menyebabkan eksim

Ini juga anggapan yang salah sebab eksim adalah suatu kondisi di mana kulit kering, gatal, dan merah. Masalah itu disebabkan kombinasi faktor genetik dan efek lingkungan yang menyebabkan peradangan.

Sabun, deterjen, dan bubuk pencuci dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan kekeringan karena menghilangkan minyak dari kulit. Serbuk pencuci biologis mengandung enzim atau protein yang memecah lemak dan protein lain untuk menghilangkan noda dan dapat mengiritasi kulit sensitif sehingga dapat memperburuk eksim. Penting untuk cucian dibilas secara menyeluruh dari pakaian sebelum dipakai untuk menghindari iritasi kulit.

6. Tanda putih pada kuku = kekurangan kalsium

Penyataan itu tidak benar. Kuku diproduksi dalam matriks kuku, area di bawah kulit di tepi atas kuku. Jika matriks mengalami trauma, terbentur, atau digigit, terjadi ketidakteraturan pada kuku yang sedang berkembang dan udara menjadi terperangkap. Ini muncul sebagai tanda putih saat kuku tumbuh. Kalsium penting untuk kuku yang sehat dan tanda putih ini bukan tanda kekurangan.

7. Sinar matahari baik untuk kulit

Ungkapan tersebut bisa benar juga salah. Cahaya dari matahari termasuk campuran berbagai panjang gelombang cahaya, beberapa terlihat oleh mata manusia, beberapa lebih pendek dari warna yang bisa dilihat seperti ultraviolet (UV) dan inframerah. Panjang gelombang yang berbeda memiliki efek yang berbeda pada kulit.

UVB digunakan oleh kulit untuk memproduksi vitamin D yang penting untuk kesehatan tulang. Tanpa paparan sinar matahari, vitamin ini harus diperoleh dari makanan. Dermatologis menggunakan panjang gelombang spesifik UVA dan UVB dalam dosis yang diatur dengan hati-hati untuk mengurangi peradangan kulit, pengobatan yang berharga untuk beberapa kondisi kulit.

Tapi, ketika kulit terkena terlalu banyak UV, itu dapat merusak DNA sel-sel kulit. Inilah yang menyebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali atau awal kanker. Sebagai aturan sederhana, sinar matahari baik untuk tubuh dalam jumlah sedang dan hindari terbakar sinar matahari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement