REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT -- Dua peneliti dari Universitas Sultan Qaboos (SQU) di Kota Muscat, Oman, menemukan cara baru untuk melawan virus imunodifisiensi manusia (HIV), penyebab penyakit AIDS. Mereka meramu formula khusus yang salah satunya berisi susu unta.
Keduanya telah mengajukan paten untuk temuan itu pada 25 Agustus 2017 silam ke Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (USPTO). Setelah berbagai penilaian, USPTO memberikan persetujuan pada 8 April 2019. Temuan tersebut dianggap sebagai terobosan menjanjikan dalam dunia medis.
Para penemu adalah Dr Sidgi Syed Anwar Abdo Hasson dan Profesor Ali Abdullah Hasan Al Jabri dari Departemen Mikrobiologi dan Imunologi Kampus Obat dan Ilmu Kesehatan SQU. Mereka berkali-kali menyempurnakan formula untuk melawan HIV itu selama 16 tahun.
Kedua ilmuwan mengatakan, studi panjang itu melibatkan berbagai disiplin penelitian. Pada akhirnya, riset berhasil mewujudkan formula terapeutik khusus. Formula itu mengandung susu unta dan senyawa herbal lainnya dengan "antibodi anti-HIV".
Dengan eksperimen awal menggunakan unta betina, percobaan klinis juga telah dilakukan terhadap sejumlah pasien manusia yang terinfeksi HIV. Uji klinis turut diberikan kepada mereka yang tidak mengidap HIV guna mengetahui efektivitas pencegahan infeksi.
Selama dan setelah perawatan, semua pasien manusia yang terlibat menunjukkan respons positif tanpa efek samping. Terlepas dari gaya hidup, ras, usia, dan jenis kelamin, kondisi pasien membaik setelah beberapa pekan pengobatan.
Pasien yang kehilangan berat badan karena HIV tercatat mengalami kenaikan bobot hingga 10 kilogram setelah tiga bulan perawatan. Formula baru itu juga efektif menekan replikasi virus sehingga meningkatkan fungsi kekebalan tubuh.
Lewat rilis pers yang diterbitkan universitas, kedua ilmuwan mengatakan bahwa gagasan eksperimen awal menggunakan unta adalah hal baru. Salah satu alasannya, sistem kekebalan unta dikenal jauh lebih baik daripada sistem kekebalan manusia.
"Kami berharap akan membuka gerbang baru tidak hanya untuk pemberantasan dan pengobatan infeksi HIV tetapi juga infeksi virus lain menggunakan konsep yang sama," ujar mereka, dikutip dari laman Times of Oman.
HIV/AIDS adalah salah satu masalah kesehatan global utama. Penyakit itu merupakan penyebab kematian nomor enam di dunia dan yang ketiga di negara-negara berpenghasilan rendah. Saat ini, sebenarnya sudah ada metode perawatan untuk pasien HIV/AIDS.
Akan tetapi, metode itu relatif mahal dan tidak dapat diakses oleh semua pasien yang membutuhkan. Belum lagi dengan sejumlah efek samping serius yang dihasilkan. Temuan Hasson dan Jabri bisa menjadi solusi untuk masalah tersebut.
Formula mereka menjadi alternatif pengobatan HIV/AIDS yang efektif dan ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Dengan harga murah dan mudah diakses, pengobatan itu menjadi langkah awal pemberantasan HIV/AIDS secara meluas.