Selasa 30 Jul 2019 06:24 WIB

Polusi Udara Tingkatkan Risiko Jantung dan Strok

Semakin banyak polusi udara diturunkan, semakin banyak nyawa bisa terlindungi.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pengendara motor berhenti dengan latar belakang suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (29/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengendara motor berhenti dengan latar belakang suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (29/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menghirup udara yang berpolusi ternyata dapat memberikan dampak yang cukup besar bagi kesehatan. Salah satunya adalah meningkatkan risiko penyakit jantung dan strok.

Hubungan antara polusi udara dengan risiko penyakit jantung dan strok diungkapkan oleh sebuah studi terbaru yang dimuat dalam JAMA Network. Studi yang dilakukan di Beijing, Cina, ini melibatkan 8.867 pasien penyakit jantung koroner dari Fuwai Hospital.

Baca Juga

Studi ini mengungkapkan bahwa paparan particulate matter (PM) sebanyak 30 mikrogram dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 27,2 persen. Sedangkan paparan 20 mikrogram nitrogen dioksida dapat meningkatkan risiko masalah kardiovaskular sebesar 24,5 persen.

"Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dan polutan kendaraan, khususnya PM2.5 dan NO2, berkaitan dengan kalsium arteri koroner, sebuah prediktor kuat dari penyakit jantung koroner total," jelas salah satu peneliti Meng Wang, seperti dilansir NBC New York.

PM dan nitrogen dioksida merupakan senyawa di udara yang kemunculannya bisa terjadi secara alami maupun disebabkan oleh perbuatan manusia. Sumber utama dari PM dan nitrogen dioksida adalah bahan bakar fosil. Namun beberapa hal lain seperti pembakaran kayu juga dapat melepaskan PM ke udara.

Penelitian dari Stockholm Environment Institute pada 2010 menunjukkan bahwa PM berkontribusi pada 18 persen dari total 14,9 juta kelahiran prematur di dunia. Artinya, sekitar 2,7 juta kelahiran permatur di dunia berkaitan dengan paparan PM.

Wang menegaskan tidak ada batas aman bagi polusi udara. Akan selalu ada dampak yang bisa dirasakan oleh manusia sekecil apapun paparan polusi udara yang diterima.

"Tak ada batas aman, dan itu terdengar menakutkan," ungkap penulis Beth Gardiner.

Meski tampak menakutkan, hal ini juga dapat dilihat dari sisi yang positif. Gardiner mengatakan semakin banyak polusi yang bisa diturunkan, semakin banyak nyawa orang-orang yang bisa terlindungi.

"Dan semakin banyak penyakit yang bisa Anda cegah," papar Gardiner.

Sejak lama, polusi udara sudah diketahui berkaitan dengan masalah pernapasan seperti asma dan kesulitan bernafas. Environmental Protection Agency juga mengungkapkan bahwa paparan polusi udara berkaitan dengan risiko detak jantung tak beraturan dan serangan jantung nonfatal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement