Ahad 07 Oct 2018 12:04 WIB

Karakter Anak Dimulai dengan Memanusiakan Hubungan

Guru hanya memberikan apresiasi kepada anak yang mampu belajar

Rep: MGROL 111/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Najeela Shihab Inisiator dan pendiri kampus guru cikal
Foto: MGROL 111
Najeela Shihab Inisiator dan pendiri kampus guru cikal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tentunya di bangku sekolah anak-anak banyak belajar dari pengalaman, lingkungan dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Hal-hal itu pula yang juga pada akhirnya membentuk karakter pada anak hingga ia dewasa karena anak tidak hanya tinggal di lingkungan keluarga tapi juga sekolah dan lapisan masyarakat lainnya.

Pengembangan karakter sendiri tidak memiliki kurikulum khusus dalam pendidikan dan anak tidak memiliki guru untuk membantunya mengembangkan karakter di dalam dirinya. Namun Inisiator dan Pendiri Kampus Guru Cikal Najeela Shihab mengatakan ada satu hal yang dapat membantu anak dalam mengembangkan karakternya ketika di sekolah yaitu memanusiakan hubungan.

“Memanusiakan hubungan ini cara yang membantu kita untuk menuju cita-cita merdeka belajar,” ujar Ela di Sekolah Cikal, Jalan TB. Simatupang No. 18, Cilandak, Jakarta Selatan pada Jumat (5/10).

Menurutnya cita-cita merdeka belajar ini bisa dalam bentuk anak punya komitmen untuk belajar sepanjang hayat, menjadi anak yang mandiri, bisa merefleksikan kemampuan dan kompetensinya di mana hal tersebut dapat terlaksanakan jika guru-guru merdeka belajar. Di sinilah peran memanusiakan hubungan tersebut memiliki porsi besar dalam mengembangkan karakter anak.

“Karakter anak bisa bersikap kritis, tidak menggunakan kekerasan, bisa saling memahami satu sama lain, nah itu muncul tentu dari tumbuh di lingkungan di mana guru-gurunya, orang tuanya, semuanya mempraktekkan memanusiakan hubungan dalam kehidupan. Nah pengembangan karakter ini salah satu tujuan mengapa kita perlu memanusiakan hubungan,” tutur Ela.

Namun pada kenyataannya memanusiakan hubungan itu kerap tidak terjadi di sekolah atau bahkan di rumah. Memang ketika berbicara memanusiakan hubungan hampir semua orang menyatakan sikap setuju tapi dalam praktik sehari-harinya tidak dijalankan dengan benar.

Menurut Ela guru tidak melihat memanusiakan hubungan itu merupakan cara yang efektif, karena tujuan awalnya hanya semata-mata bagaimana secara kognitif anak berhasil.

“Di dunia pendidikan bagaimana sukses di kertas ujian bukan sukses dalam relasi antar manusia,” kata Ela.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement