Rabu 28 Nov 2018 08:18 WIB

Cara Menangani Kecemasan pada Anak

Hindari kegiatan yang terlalu banyak karena anak juga perlu bersantai.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ani Nursalikah
Anak yang ketakutan (ilutrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Anak yang ketakutan (ilutrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres dan kecemasan pada anak sangat umum terjadi di lingkungan masyarakat masa kini. Anak-anak zaman sekarang penuh dengan rutinitas sejak usia dini, ditambah lagi mereka hidup di era berteknologi tinggi.

Jika anak Anda mengalami stres dan kecemasan, cobalah cara-cara sederhana namun efektif untuk membantunya mengatasi rasa takut, khawatir, dan kesal. Berikut pemaparannya dilansir dari Verywell Family, Rabu (28/11).

Jangan ingkari perasaannya

Memberi tahu anak tak perlu khawatir tentang ketakutannya hanya membuatnya merasa ada sesuatu yang salah pada dirinya. Biarkan anak mengenal rasa takutnya, biarkan mereka berbagi emosi dan pikirannya pada Anda. Sebagai orang tua jelaskan setiap orang pasti mempunyai sisi takut yang dapat diatasi dengan baik.

Mendengarkan

Anda sendiri mengakui betapa sangat lega rasanya ada orang yang bersedia mendengarkan keluh kesah Anda. Lakukan hal sama pada si anak.

Jika dia tak ingin berbicara, beri tahu dia Anda selalu ada untuknya. Dengan berada di sisinya, ingatkan dia Anda mencintainya dan mendukungnya.

Tawarkan kenyamanan

Coba melakukan sesuatu yang disukai anak, seperti memeluknya di pangkuan Anda, membacakan cerita untuknya, atau ikut bermain bersamanya.

Ajak ke luar

Jalan-jalan bisa memperbaiki suasana hati. Ajaklah anak mencari udara segar, melakukan aktivitas fisik, dan hal lain yang bisa mengangkat semangatnya kembali dan memberinya perspektif baru tentang berbagai hal.

Patuhi rutinitas

Seimbangkan perubahan buruk yang sedang dialami anak dengan mencoba mempertahankan rutinitas sehari-harinya. Pastikan anak tidur tepat waktu, makan tepat waktu, dan menjalani aktivitas yang masih bisa dilakukannya.

Jaga anak tetap sehat

Pastikan anak makan dengan benar dan cukup tidur. Kurang istirahat dan makan makanan bergizi secara berkala justru bisa memperparah stres anak. Jika dia sehat, dia akan lebih siap melalui segala gangguan di depan mata.

Hindari terlalu banyak kegiatan

Sepak bola, karate, baseball, les musik, dan daftar kegiatan ekstrakurikuler yang terlampau banyak juga memicu stres anak. Terlalu banyak aktivitas mudah menyebabkan stres dan memicu kecemasan. Sama seperti orang dewasa, anak juga perlu waktu bersantai di akhir pekan untuk menenangkan diri dan dekompresi.

Beri contoh baik

Anda bisa memberi contoh baik pada anak bagaimana cara orang tuanya mengelola stres. Matikan televisi, simpan sementara gawai, tenangkan diri dengan pose yoga santai atau meditasi, juga strategi penghilang stres lainnya. Semakin Anda mampu menjaga ketenangan diri, semakin anak akan mencontoh hal positif dari orang tuanya.

Konsultasi dengan dokter

Jika Anda menduga perubahan pada diri anak terlampau jauh, minta saran dari konselor anak atau dokter. Mereka bisa menyarankan cara-cara baru untuk membantu anak melalui perubahan yang tengah dihadapinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement