REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai orang tua yang bijak dan menyayangi anak-anaknya, tentu berpikir jauh ke depan tentang bagaimana anak-anak akan mengarungi hidup kelak. Tentang kesuksesan yang bisa mereka raih, tentang terjal dan berliku jalan menuju kesuksesan. Serta bagaimana mereka akan menghadapinya, sehingga mereka bisa bertumbuh sempurna dan siap menantang dunia.
Menurut perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Diana Sandjaja, CFP, hal tersebut tidak lepas dari persiapan-persiapan yang dilakukan oleh orang tua yang salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik. Seperti kata pepatah “ada rupa ada harga”, maka untuk bisa memberikan pendidikan yang terbaik, orang tua kelas menengah biasanya akan berjibaku memonitor 'cost and benefit' yang akan diterima bila akan memilih sebuah institusi pendidikan yang dipercaya dapat memberikan pendidikan yang terbaik (versi orang tua).
Apalagi jika biaya yang harus dikeluarkan tidak bisa dibiayai langsung dari porsi gaji bulanan, serta ada kecenderungan meningkat tiap tahun. Sebagai ilustrasi, uang sekolah bulanan pendidikan SMA lima belas tahun yang lalu adalah Rp 40 ribu dan saat ini di sekolah yang sama iuran bulanannya ada di kisaran Rp 400 ribu atau naik sekitar 18 persen setiap tahunnya.
Nah, inflasi biaya pendidikan memang nyata terjadi bukan? Maka suka atau tidak suka, bila ingin menghitung persiapan dana untuk pendidikan si buah hati, kita perlu menyertakan pula penghitungan inflasi pendidikan ini.
“Angka inflasi biaya pendidikan biasanya diatas angka inflasi umum dan bisa berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain,” jelasnya, Rabu (20/5).