Senin 22 Apr 2019 15:02 WIB

Menyibak Penyebab Orang tak Kunjung Naik Jabatan (1)

Ada kalanya, si bos tak terpikir untuk menaikkan jabatan seseorang.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Reiny Dwinanda
Pekerja kantoran. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Pekerja kantoran. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada kalanya pekerja keras yang setia, berorientasi pada hasil, dan menempatkan kepentingan perusahaan di atas kepentingan sendiri selama bertahun-tahun pun tetap jelek penilaiannya di mata bos. Alhasil, nama orang tersebut tak terdeteksi di radar saat pembicaraan tentang promosi.

Mengapa perusahaan kerap mengabaikan karyawan yang baik, jujur, dan dapat diandalkan? Womanitely merangkum beberapa kemungkinan alasannya sebagai berikut:

1. Anda mungkin bukan pemimpin alami

Sering kali sebuah posisi tinggi membutuhkan sosok pemimpin yang tegas, bertanggung jawab, dan menginspirasi, sehingga mampu membawa tim ke arah lebih baik. Tidak peduli seberapa baik Anda bekerja, Anda tak akan memenuhi syarat naik ke level berikutnya jika Anda sendiri tak nyaman menjadi pemimpin.

2. Anda belum membuktikan tingkat keterampilan lebih tinggi

Jika Anda memiliki kualitas kepemimpinan yang diperlukan untuk naik ke level berikutnya, Anda memerlukan pembuktian. Anda harus membantu atasan melihat kemampuan Anda dengan menawarkan diri mengambil tanggung jawab atas sebuah pekerjaan atau proyek.

3. Anda tidak banyak bicara

Meski Anda memiliki kemampuan untuk memimpin, namun kalau kurang muncul ke permukaan atau kurang berkomunikasi, Anda tak akan pernah dipromosikan. Buku-buku tentang manajemen bahkan kerap menulis bahwa sukses datang kepada mereka yang bersusah payah untuk terlihat sibuk, terlepas dari kesibukan mereka menghasilkan sesuatu atau tidak menghasilkan sesuatu. Anda perlu mengambil bagian dalam aksi ini.

4. Anda tidak konsisten

Di tempat kerja, Anda hanya bagus di pekerjaan sebelumnya. Setelah beberapa waktu sejak kesuksesan terakhir Anda, kinerja Anda kembali menurun. Ini berarti Anda tidak konsisten membuktikan yang terbaik dari diri Anda.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement