REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung, masih banyak memiliki potensi obyek wisata baru yang belum tergali. Salah satu obyek wisata yang terus dikembangkan adalah kampung wisata. Lokasi yang terbaru berada di kawasan Teras Cikapundung BBWS yang pada akhir pekan lalu diluncurkan dengan nama Kampung Pelangi.
Kampung Pelangi ini, berada di belakang teras Cikapundung. Untuk sampai ke lokasi, ada dua akses jalan yang bisa dilalui. Akses pertama, melalui jalan setapak di samping Teras Cikapundung BBWS yang hanya bisa dilalui satu motor. Di jalur ini, kita akan melewati perkampungan dan pinggiran sungai besar serta perkebunan.
Sedangkan akses kedua, bisa dilalui melalui Jalan Cisitu. Agar sampai ke Kampung Pelangi, kita harus turun melalui ratusan anak tangga yang di cat warna-warni. Jalur ini, cukup melelahkan karena harus melewati anak tangga yang sekilas seperti "rainbow" cake.
Setelah sampai di bawah, maka kita bisa melihat ratusan bangunan berwarna warni yang bersusun. Begitu juga, dengan jembatan yang dicat merah menyala. Kampung ini pun, sangat bagus untuk menjadi spot berfoto karena sangat instagramable sekali.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, Kota Bandung memiliki 30 embrio kampung wisata yang sudah pernah diluncurkan. Namun, memang tak semua layak kunjung makanya harus terus dikembangkan.
"Wisata kampung pelangi ini sangat potensial untuk jadi objek wisata baru ikon Kota Bandung. Jadi, tinggal dikembangkan dan dimajukan yang penting dukungan masyarakat sekitar," ujar Kenny.
Kenny berharap, Kampung Pelangi tak hanya berhenti di proses launching saja tapi harus ada dampak sosial bagi masyarakat. Apalagi, selain menjual keindahan bangunan yang di cat berwarna-warni kampung ini pun sudah memiliki potensi air sungai yang diolah menjadi air minum oleh penduduknya. Bahkan, omzetnya sudah mencapai dua juta rupiah per bulan
"Itu berdampak ekonomi. Kalau kampung wisata di Kota Bandung bisa sepeti itu semua, layak kunjung tak akan bosen datang ksni. Jadi kita tak hanya ada factory outlet tapi destinasi wisata juga," katanya.
Kenny menilai, ada beberapa fasilitas yang harua dilengkapi di Kampung Pelangi agar bisa berkembang. Di antaranya, dilengkapi dengan Teknologi Informasi, WiFi, working space dengan mengembangkan kreativitas remaja di kampung ini.
"Kalau terbentuk satu ekosistem bisa luar biasa," katanya.
Kampung Pelangi merupakan kerja sama dengan PT Rajawali Hiyoto yang membawahi merek cat Sanilex Marketing Manager PT Rajawali Hiyoto, J Agus Budisaksono, mengatakan ini merupakan rangkaian kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dengan tema “45 Tahun SANLEX Mewarnai”. Yakni berupa pengecatan fasilitas umum, fasilitas sosial, dan perkampungan yang berfokus di Kota Bandung. Program tersebut diselenggarakan mulai bulan Maret hingga Agustus 2018.
PT Rajawali Hiyoto, kata dia, telah secara rutin mengadakan berbagai kegiatan CSR berupa pengecatan untuk taman, sekolah, tempat ibadah, pemukiman padat penduduk dan lain-lain. Namun di momen ulang tahun ke 45, perusahannya ingin menghadirkan sesuatu yang ikonik.
"Bersama brand unggulan kami, SANLEX, kami ingin memberikan kontribusi bagi pariwisata Bandung dengan membantu mempercantik, menambah ikon dan menggerakan perekonomian masyarakat Bandung," katanya.
Agus mengatakan, sekitar 20 ton cat digelontorkan untuk proyek “Kampung Pelangi 200” dengan pengecatan yang sebagian besar dilakukan oleh warga kampung 200 secara gotong royong, dipimpin oleh RW setempat. Medan yang ekstrem di beberapa titik menjadi kendala dalam proses pengecatan.