Senin 11 Feb 2019 14:36 WIB

Cara Lindungi Informasi Pribadi Saat Bepergian

Para ahli sangat menyarankan untuk tidak terhubung ke sistem Wi-Fi publik.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Peretasan. Ilustrasi
Foto: PC World
Peretasan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perusahaan perjalanan terkena pelanggaran data pada tahun lalu. Perusahaan tersebut termasuk Marriott, British Airways, Delta Air Lines, dan situs pemesanan perjalanan Orbitz.

Marriott memperkirakan sebagai akibat dari pelanggarannya, di mana basis data reservasi hotel-hotel bermerek Starwood di dalam portfolionya diretas. Sebanyak 383 juta catatan tamu dapat terpengaruh dan 5,25 juta nomor paspor yang tidak terenkripsi mungkin dikompromikan. Dan para ahli menduga pelanggaran di sektor perjalanan akan berlanjut.

"Perusahaan perjalanan adalah target utama pencurian siber karena mereka memiliki informasi yang sangat sensitif dan dapat diidentifikasi secara pribadi," kata Chief executive of the Identity Theft Resource Center, sebuah organisasi nirlaba nasional di San Diego, Eva Velasquez, dilansir di laman Channel News Asia, Senin (11/2).

Jangan Jadi Diri Sendiri

Presiden World Aware, Bruce McIndoe, sebuah perusahaan manajemen risiko, merekomendasikan untuk menciptakan persona digital ketika memesan perjalanan atau melakukan transaksi online lainnya. Ini dapat mencakup pengaturan nomor telepon baru, dan sekali pakai menggunakan layanan seperti Google Voice, dan Ring Central untuk menyaring panggilan berdasarkan ID penelepon, dan untuk meneruskannya ke nomor telepon yang ingin Anda lindungi.

McIndoe juga menyarankan membuat apa yang ia sebut alamat email sekali pakai, untuk digunakan hanya ketika memesan secara online, untuk melindungi email pribadi atau kantor yang sebenarnya dari pencurian. Anda juga dapat merahasiakan alamat rumah dan kantor Anda dengan layanan seperti iPostal1.com, PhysicalAddress.com dan PostScanMail.com, yang dapat membuat alamat surat baru.

Ada banyak langkah yang dapat Anda ambil untuk melindungi perangkat apa pun yang dibawa dalam perjalanan bisnis. Jika Anda bekerja untuk perusahaan besar atau penyedia layanan, seperti firma hukum atau akuntansi, atasan Anda mungkin dapat menyediakan perangkat bersih, bahkan beberapa dengan perlindungan khusus yang sesuai untuk tujuan apa pun yang dikunjungi.

Sebelum berangkat dalam perjalanan, Sam Rubin, wakil presiden Grup Crypsis, sebuah perusahaan konsultan keamanan siber, menyarankan semua pelancong, terlepas dari atasannya, sebaiknya memastikan laptop mereka dienkripsi, melalui perangkat lunak seperti BitLocker untuk laptop Windows, atau Filevault untuk Mac. Ia juga menyarankan untuk mencadangkan data secara teratur, menginstal pembaruan aplikasi dan menghapus data lama yang tidak dibutuhkan dari perangkat.

Privasi

Asosiasi Perjalanan Bisnis Global, grup perdagangan untuk manajer perjalanan perusahaan, menyarankan penggunaan filter privasi pada layar laptop dan tablet saat bepergian. Untuk mencegah pencurian, kunci perangkat saat Anda tidak menggunakannya, melalui PIN, perlindungan kata sandi, atau kunci fisik dan alarm.

Kelompok ini juga merekomendasikan penggunaan pelindung jack yang terpasang di ujung kabel USB, untuk melindungi terhadap skimmer data saat mencolokkan kabel ke stasiun pengisian umum. Jika membawa perangkat pengisi daya sendiri, Anda tidak akan memerlukan pengisi daya publik.

Para ahli sangat menyarankan untuk tidak terhubung ke sistem Wi-Fi publik, tanpa jaminan di mana pun di dunia. Tidak hanya di kedai kopi seperti Starbucks tetapi juga di bandara dan hotel, diantara tempat-tempat lain.

Jika Anda harus menggunakannya, Si-Yeon Kim, kepala risiko dan kepatuhan dari American Express Global Business Travel, menyarankan meminimalkan jumlah dokumen yang dibuka, dan berhati-hati dengan informasi apa pun yang dikirimkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement