REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Asosiasi Barang Mewah Altagamma Italia dan Boston Consulting Group baru-baru ini melakukan penelitian terhadap konsumen barang mewah. Para konsumen yang berasal dari kaum jetset ini diprediksi akan menghabiskan uang sekitar 120 miliar dolar AS (Rp 1.465 triliun) di tahun 2020 mendatang.
Uang tersebut akan dihabiskan untuk membeli barang-barang pribadi mewah dan berlibur. Hasil penelitian didapatkan dengan mewawancara 40 ribu konsumen elite lebih dari 20 negara.
Saat ini ada sekitat 380 juta konsumen barang mewah yang tersebar di seluruh dunia. Jumlah tersebut diprediksi meningkat menjadi 440 juta pada 2020 mendatang.
Hasil studi seperti dilansir Reuters ini menemukan pertumbuhan pasar mewah meningkat dua per tiga selama dekade ini. Hal tersebut terlihat dari angka penjualan yang terus meningkat tiap tahunnya.
Porsi terbesar dari pembeli barang mewah dijuluki 'inti' konsumen. Mereka mampu menghabiskan rata-rata 10.000 euro (Rp 165 juta) per tahun untuk barang mewah, termasuk mobil. Angka ini memiliki prosentase 40 persen dari target pasar.
Hasil studi juga menyebutkan sebagian besar konsumen inti yang baru akan datang dari Cina. Sementara itu, salah satu pasar yang ditetapkan sebagai suplier barang-barang mewah, yakni Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang.
Berdasarkan survei, rata-rata barang pribadi yang tergolong mahal dipakai untuk diri sendiri. Seperti perhiasan, parfum, hingga kosmetik.