Senin 08 Sep 2014 18:30 WIB

Kopi Luwak Lampung Masih High Class

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Kopi Luwak
Foto: wordpress
Kopi Luwak

REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG--Sejumlah perajin kopi luwak di Kabupaten Lampung Barat menyebutkan permintaan kopi premium tersebut masih tinggi, meski kopi luwak juga diproduksi di daerah lainnya di Indonesia.

"Permintaan kopi luwak Lampung masih tinggi, namun saingannya makin berat karena kopi luwak tak hanya diproduksi di wilayah Lampung saja," kata salah seorang pengusaha kopi luwak, Gunawan, Senin (8/9).

Gunawan yang berdomisili di Liwa, Kabupaten Lampung Barat, sekitar 246 km sebelah barat Bandarlampung itu menyebut, harga kopi luwak di Liwa mencapai Rp600 ribu /kg, namun harganya bisa turun jadi Rp500 ribu/kg jika pembelian partai besar. Harga kopi premium itu di Bandarlampung mencapai Rp700 ribu /kg dan di Jakarta mencapai Rp1,2 juta/kg.

Menurut dia, mereka sejauh ini masih sulit mengekspor kopi luwak, dan mereka belum berhasil mendapatkan sertifikasi mutu untuk ekspor kopi luwak.

"Kami tak tahu cara mengekspor, semestinya pemerintah membantu kami. Dalam hal mutu, pemerintah semestinya membantu menentukan standar melalui sertifikasi," katanya.

Ia menyebutkan produksi kopi luwak di Liwa dilaksanakan di rumah-rumah warga sehingga mereka perlu diberikan penyuluhan yang berkesinambungan tentang cara tepat memproduksi kopi luwak yang berkualitas ekspor.

"Pemerintah daerah seharusnya giat terus membantu kami dalam memproduksi dan memasarkan kopi luwak, karena kopi sejenis ini juga diproduksi di daerah lainnya. Kalau perajin tak dibantu, dikhawatirkan Lampung bukan lagi sebagai penghasil utama kopi luwak. Padahal Kopi Luwak adalah ikon Lampung," katanya.

Berkaitan itu, ia mengharapkan pemerintah daerah setempat terlibat aktif dalam pengembangan mutu dan produksi kopi luwak Lampung. Kendala utama lainnya yang dihadapi perajin kopi luwak adalah permodalan, karena makin sulit mendapatkan luwak atau musang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement