REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Smart home alias mendesain rumah secara pintar boleh dibilang tetap menjadi tren yang diikuti khususnya oleh generasi milenial. Tren ini memperlihatkan kecenderungan generasi sekarang yang rata-rata memiliki luas hunian terbatas, namun tetap bisa multifungsi agar menjadi dekorasi idaman.
Menurut Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) Pusat Rohadi, desain rumah pintar ini bisa dikatakan harus simpel dan kekinian. Gaya mendesain rumah saat ini tidak lagi seperti orang zaman dulu yang cenderung menitikberatkan kepada kekuatan barang-barang rumah dan semua harus ada.
"Tapi sekarang cenderung berminat kepada yang dikombinasikan. Contohnya, sofabed. Jadi sofa sama kasur jadi satu. Karena saking mau irit ruangan," kata Rohadi di Jakarta.
Smart home, menurut Rohadi mungkin saja tidak selamanya diminati, tetapi saat ini memang yang paling banyak diminati. Seiring perkembangan industri, berbagai perlengkapan rumah juga makin praktis dan menarik mata.
Dia mengatakan industri perbankan bahkan sudah membidik interior saat orang hendak kredit rumah. Di sinilah HDII juga menyesuaikan dengan perkembangan, namun tetap diseimbangkan dengan sisi pendidikannya.
Ketua HDII Jakarta Nuarista Edi Nugraha mengatakan generasi saat ini identik dengan berbagai hal yang didahului dengan inisial F, seperti fast, follower, fashion, fantasy, dan fanpage yang cenderung dipengaruhi budaya film. Generasi zaman sekarang bisa membeli kebutuhan dekorasi rumah yang serba instan, cepat, untuk hiburan, bahkan cepat juga bosan, kemudian bisa menjualnya kembali dengan separuh harga di situs belanja daring.
Dia juga mencontohkan desain pintar di mana penghuni rumah zaman sekarang memilih berganti-ganti cat tembok sesuai suasana hati, mengoperasikan alat elektronik hanya dari ponsel pintar, hingga mengganti-ganti warna lampu juga terkoneksi dengan aplikasi.
"Smart design tidak bisa dipisahkan dengan teknologi. Lantai juga suatu saat bisa smart floor menyesuaikan dengan suhu, sudah di depan mata, hanya penerapannya belum bisa dijual bebas karena kendala industri misalnya," kata Nuarista.
Namun, sisi lainnya, desain rumah pintar ini tidak melulu identik harus semuanya menerapkan teknologi, melainkan situasional. Semakin lama generasi saat ini juga kian menghargai tenaga ahli di bidang interior. Mereka semakin sadar jika memanfaatkan tenaga ahli ini bisa lebih hemat daripada mengarang sendiri yang bisa berpotensi menimbulkan kesalahan.