Senin 16 Sep 2019 06:03 WIB

Teknologi Ubah Cara Warga Hangzhou Belanja Ayam

Di pasar Hangzhou teknologi membantu menjaga standar keamanan pangan.

Setiap gerai di pasar Luo Jia Zhuang, Hangzhou, China, dilengkapi gawai untuk memindai kode, melacak produk, hingga memudahkan metode pembayaran dan pengiriman.
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Setiap gerai di pasar Luo Jia Zhuang, Hangzhou, China, dilengkapi gawai untuk memindai kode, melacak produk, hingga memudahkan metode pembayaran dan pengiriman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergi ke pasar tradisional adalah gaya hidup yang entah sudah berapa ribu tahun dipraktikkan di kehidupan manusia. Tapi sejak beberapa tahun terakhir warga China mengalami transformasi digital yang signifkan dalam urusan belanja di pasar.

Pekan lalu, Rabu (10/9), Republika.co.id diajak melihat pasar basah Luo Jia Zhuang di Hangzhou, China. Pasar Luo Jia Zhuang tidak ubahnya pasar modern biasa. Pasarnya bersih dan berpendingin ruangan. Yang membuat perbedaan adalah  mereka yang belanja di pasar bisa datang cukup dengan memindai kode QR di barang atau gerai. Lalu membayarnya secara digital dan kemudian memilih membawanya pulang langsung atau diantarkan ke rumah lewat layanan jasa antar milik Alibaba Group ele.me.

Director Corporate Affairs Alibaba Group, Dian Safitri, mengatakan konsep pasar pintar menggunakan kombinasi perangkat lunak dan keras. Tiap warung memiliki terminal POS yang mengintegrasikan inventaris offline dan online. Termasuk menyediakan pilihan pembayatan seperti kartu kredit, dompet mobile seperti Alipay milik Alibaba, atau pembayaran tunai.

"Pasar Luo Jia Zhuang juga telah menggunakan big data sejak awal 2018," kata Dian. Manajemen big data membantu memonitor harga jual harian dan penjualan masing-masing produk.

photo
Unggas di setiap pasar Luo Jia Zhuang di Hangzhou, China, dilengkapi kode QR untuk memudahkan pelacakan. Pasar di China menjalani transformasi digital sejak beberapa tahun terakhir.

Konsep belanja di pasar basah Luo Jia Zhuang sebenarnya sangat mudah. Jika Anda belanja ayam, misalnya, cukup memindai kode QR di produk. Kode QR kemudian akan menampilkan sejumlah data, misalnya dari mana ayam berasal, kapan ayam dipotong, kapan ayam dikirimkan ke pasar, hingga berbagai pilihan cara memasak ayam.

Setelah kode QR terpindai, pembeli bisa menentukan pilihan cara membayar ayam. Setelah itu memilih lagi, apakah ayam akan langsung dibawa pulang atau dikirimkan melalui jasa layanan antar.

"Teknologi membantu transparansi. Pembeli tahu ayamnya kondisinya bagaimana, siapa penjualnya, harganya, bahkan hasil uji kesehatan ayam," kata Dian.

photo
Setiap gerai di pasar Luo Jia Zhuang, Hangzhou, China, dilengkapi gawai untuk memindai kode, melacak produk, hingga memudahkan metode pembayaran dan pengiriman.

Dian memastikan penggunaan teknologi akan memberikan laporan detail pada tiap produk. Standar ketat keamanan pangan, kata Dian, merupakan prioritas utama pengelolaan pasar di Hangzhou.

Pemerintah Hangzhou meletakkan upaya perbaikan pasar tradisional sebagai bagian penting peningkatan kehidupan masyarakatnya. Upaya mengubah pasarnya menjadi lebih baik dilakukan sejak 1999 darii memindahkan semua pasar terbuka dan di pinggir jalan ke dalam ruangan.

Memasuki tahun 2013, 92,5 persen dari 136 pasar tradisional Hangzhou menjalani perbaikan. Jumlah investasi untuk perbaikan pasarnya mencapai 35,47 juta dolar AS.

Saat ini sudah tidak ada lagi perdagangan unggas hidup di semua pasar tradisional Hangzhou. Pandemi flu burung membuat perdagangan unggas di pasar hanya menyediakan unggas di area makanan beku.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement