REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan, Nota Keuangan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo sudah dapat memberikan keyakinan atau confidence terhadap dunia usaha. Namun, pemerintah dinilai harus konsisten dengan kebijakan yang sudah dibuat dan memberikan stimulus yang menumbuhkan perekonomian.
"Kami melihatnya APBN sudah dibuat lebih realistis, dan penerimaan nggak semata-mata nguber pajak yang akhirnya mendistrosi pasar," ujar Hariyadi kepada Republika.co.id, Rabu (17/8).
Meski sudah realistis, menurut Hariyadi pemerintah harus tetap berpikir kreatif dan memberikan kesempatan kepada swasta untuk membangun infrastruktur. Sebab, anggaran pemerintah untuk infrastruktur dinilai masih tidak mencukupi. Selain itu, implementasi paket-paket kebijakan yang sudah diluncurkan akan berjalan dengan baik asalkan pemerintah dapat memberikan stimulus yang tepat.
Hariyadi mengatakan, ke depan kinerja para kabinet juga harus kompak dan dapat meninggalkan ego sektoral demi menumbuhkan daya saing industri di dalam negeri. Salah satu kendala dalam meningkatkan daya saing adalah harga energi yang masih mahal. Oleh karena itu, diharapkan pemerintah dapat membuat aturan atau kebijakan yang tepat dan berpihak terhadap dunia usaha,
"Kuncinya adalah pemerintah dan kebijakannya harus bener-benar konsisten utk meningkatkan daya saing," kata Hariyadi.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Kementerian Perindustrian bertekad untuk memacu pertmbuhan industri pengolahan nonmigas dengan fokus mengembangkan hilirisasi industri. Diharapkan, target pertumbuhan industri pada 2017 yakni sebesar 5,4 persen dapat tercapai melalui pendalaman struktur industri, kebijakan harga gas industri yang kompetitif, pemberian tax allowance, dan tax holiday, serta harmonisasi tarif.
Pengembangan hilirasasi industri yang dilakukan yakni fokus untuk meningkatkan nilai tambah produk orientasi ekspor. Pada semester I 2016, ekspor produk industri sebesar 53,72 miliar dolar AS atau memberikan kontribusi sebesar 77,28 persen dari total ekspor nasional yakni 69,51 miliar dolar AS. Selain itu, pemerintah juga fokus untuk melakukan pemerataan industri khususnya di luar Jawa sehingga dapat mengurangi kesenjangan dan mampu menyerap tenaga kerja.
Baca juga: Target Pertumbuhan Ekonomi Dinilai Ambisius