Home >> >>
Guru Dilarang Jadi Tim Sukses
Kamis , 13 Mar 2014, 16:05 WIB
Ribuan guru menghadiri acara puncak peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2013 dan HUT ke-68 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (27/11). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Para guru baik dari sekolah negeri maupun swasta dan anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se-DIY diminta menempatkan diri menjelang Pemilu 2014. Para guru diminta jangan membawa ranah politik ke sekolah.

Hal itu dikemukakan Ketua PGRI DIY K. Baskara Aji pada wartawan usia beraudiensi dengan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (13/3)."Para guru dan anggota PGRI harus tetap bisa menjaga kondusifitas di sekolah dan lingkungannya. Sekolah tidak boleh menjadi wadah politik praktis,"tegas Aji yang juga Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY ini.

Dia pun meminta agar para guru jangan terlibat langsung sebagai tim sukses caleg (calon legsilatif). "Kalau guru negeri (PNS) menjadi tim sukses caleg memang tidak boleh . Guru swasta pun diharapkan juga jangan terlibat langsung. Karena guru menjadi panutan murid-muridnya."

Menurut dia, PGRI itu organisasi profesi yang hanya memikirkan profesi keguruannya.  Kalau guru mempunyai pilihan terhadap partai tertentu, kata dia, itu pilihan pribadi. Sehingga tidak boleh dibawa ke sekolah.

"Walaupun kita lihat siswa SMA kelas II dan kelas III sudah sebagai pemilih pemula, tetapi  kalau mereka mau belajar politik ya belajar secara akademik. Sedangkan kalau mau praktik politik silakan di masyarakat dan jangan di sekolah,"ujarnya.

Lebih lanjut Aji mengemukakan meskipun sekarang merupakan hari-hari politik karena menjelang Pemilu, anak-anak jangan di bawa ke ranah politik.

Redaktur : A.Syalaby Ichsan
Reporter : Neni Ridarineni
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar