Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi politik saat kampanye akbar di Alun Alun Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (5/4).
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Kepolisian Resor Kota Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi Slamet Santosa membantah adanya bentrokan antarsimpatisan partai politik di wilayah Kota Yogyakarta, Sabtu (5/4) sore.
"Memang sempat ada sedikit ketegangan, tapi langsung dihalau, tidak sampai terjadi bentrokan, tidak ada bentrokan," kata Slamet Santosa.
Menurut dia, tidak ada bentrok antarsimpatisan parpol di wilayah Kota Yogyakarta apalagi sampai jatuh korban luka maupun meninggal dunia.
"Massa simpatisan PDIP bergerombol melakukan konvoi dengan mengendari sepeda motor tidak standar, di antaranya memotong knalpot sepeda motor sehingga suaranya cukup keras," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga belum tau siapa yang memulai terjadinya ketegangan.
"Saya tegaskan tidak ada korban karena langsung dibubarkan," katanya.
Slamet mengatakan, memang ada satu orang yang terluka di sekitar lokasi kejadian di wilayah Ngampilan, Yogyakarta.
"Namun, orang tersebut bukan korban pengeroyokan, melainkan karena jatuh dari kendaraan yang ditumpanginya," katanya.
Seperti diberitakan, saat konvoi sepeda motor seusai mengikuti kampanye dengan mengenakan motor tidak standar, sekitar 30 orang simpatisan massa PDIP dikeroyok ormas bersorban hijau di sekitar lokasi parkir Ngabean, Kota Yogyakarta.
Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Beruntung simpatisan PDIP berhasil kabur melarikan diri. Namun, ada lima unit sepeda motor ditinggal dan dirusak.
"Motor yang RX King yang rusak parah, dilempar konblok pada tankii. Sedangkan empat motor lainnya hanya rusak ringan," saksi mata warga setempat Rohmad.
Polisi berada di pos tidak jauh dari lokasi kejadian kemudian mendatangi massa. Satuan Brimob DIY sempat menembakan gas air mata ke udara untuk membubarkan pengeroyokan itu.