REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ketiga RI, Profesor Bacharuddin Jusuf Habibie berharap Pemilihan Umum pada 2014 akan berakhir secara damai tanpa adanya konflik ataupun kerusuhan.
"Saya harap (Pemilu 2014) tidak akan rusuh. Untuk apa harus rusuh karena semua sudah diberikan hak dan kewajibannya masing-masing," kata Habibie kepada Antara usai mencoblos di TPS 008 Patra Kuningan, Jakarta pada Rabu (9/4).
Habibie memperkirakan pemilihan pada 2014 tidak akan ricuh setelah upaya dari Komisi Pemilihan Umum yang memberikan hak kepada masyarakat berupa kebebasan pengajuan calon legislatif sebagai bentuk kebebasan berdemokrasi.
Habibie mengatakan dengan upaya demikian, setiap pihak telah dipenuhi hak dan kewajibannya dalam dunia politik di Indonesia.
"Itulah caranya bangsa Indonesia menghindari spekulasi kerusuhan. Tidak boleh saling tuduh menuduh. Oleh karena itu mari kita pilih orang (caleg dan presiden) yang baik karena sistem demokrasi kita sudah benar dan tetap berazaskan Pancasila," ujar dia.
Habibie mengatakan ajang pemungutan suara saat Pemilu juga menjadi ajang silaturahim dengan kerabat dan tetangga yang ada disekitar lingkungan rumah. Dengan pesta demokrasi yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali itu, Habibie mengatakan kerukunan warga walau berbeda pilihan partai dapat tetap terjaga dan hangat.
"Saya rasa (Pemilu) lebih baik seperti ini. Bangsa Indonesia sudah miliki budaya yang baik dan sekaligus kalau mau milih kita dapat bertemu dengan tetangga dan kerabat. Selain itu untuk penghitungan suaranya juga dilakukan bersama-sama secara terbuka, sistemnya sudah sangat baik," tegas Habibie.