REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Syuro pertama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Ma'ruf Amin mengatakan dirinya akan berusaha PKB untuk mau bergabung dalam koalisi Islam.
"Diusahakan agar PKB mau bersatu," ujar Ma'ruf usai konferensi pers di Jakarta, Senin.
Forum Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (FUI MUI) menyerukan agar partai-partai Islam maupun yang berbasiskan massa Islam untuk bersatu dalam sebuah koalisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.
FUI MUI adalah gabungan dari 67 organisasi masyarakat (ormas) Islam di Tanah Air.
Sebelumnya, Ketua DPP PKB Marwan Jafar menyatakan koalisi partai Islam tidak lagi relevan pada dewasa ini.
Selain membutuhkan ongkos politik yang tinggi, juga tidak ada tokoh yang elektabilitasnya tinggi.
"Banyak tokoh Islam yang bisa diusung misalnya Machfud MD ataupun Jusuf Kalla," jelas dia.
Ma'ruf mengatakan bukan tidak mungkin koalisi Islam dapat terjadi. Sejarah membuktikan pada 1999, partai-partai Islam bersatu dan berhasil memunculkan Abdurrahman Wahid sebagai presiden.
"Mungkin saja sejarah kembali terulang," tegas dia.
Pada Pemilu Legislatif 2014, terdapat lima partai yang bernafaskan dan berbasiskan massa Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Jika dijumlahkan, perolehan suara kelima partai itu mencapai 32 persen, dan bisa mengusung calon sendiri pada Pemilihan Presiden (Pilpres).
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku optimistis koalisi dapat terbentuk.
"Meski sulit, koalisi dapat terbentuk," ucap dia dengan nada optimistis.
Din menyebut idealnya koalisi Islam dipimpin oleh PKB karena mendapat suara paling tinggi dibandingkan partai-partai Islam lainnya yakni 9 persen.
"Hingga saat ini, belum ada figur yang dimunculkan," tukas Din.
Koalisi Islam diperlukan untuk memanfaatkan suara yang berhasil diraih bisa menjadi kekuatan besar.