'Koalisi Golkar-PDIP Tak Masuk Akal'
Rabu , 05 Feb 2014, 07:18 WIB
antara/m. risyal hidayat
Megawati Soekarno Putri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana koalisi antara Partai Golkar dan PDIP dinilai tidak realistis karena dua partai tersebut punya jagoan calon presiden masing-masing.

"Hitung-hitungan politiknya tak masuk akal jika kedua partai politik itu berkoalisi," ujar pengamat politik dari Charta Politica Yunarto Widjaja, Selasa (4/2).

Kans koalisi antara partai pohon beringin dan banteng moncong putih, dinilainya sangat kecil. Kecuali Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mau menjadi cawapres dari Jokowi atau Megawati.

PDIP sendiri saat ini memang sedang naik daun karena pesona seorang Gubernur DKI Joko Widodo. Sehingga Yunarto melihat ini menjadi momentum bagi partai pimpinan Megawati untuk mengusung capres sendiri untuk dipasangkan dengan tokoh lainnya. “Tidak mungkin mereka mau mengalah," kata Yunarto.

Apalagi, ia melanjutkan, saat ini PDIP tidak perlu berpikir lagi untuk koalisi karena koalisi hanyalah gabungan partai menjelang pemilihan capres. "Kalau Partai-partai kalah memang lazim mendekatkan diri ke partai pemenang untuk dapat berkuasa," katanya.

Yunarto menilai PDIP akan berpotensi tersandera dengan koalisi yang dibentuknya sendiri. Untuk itu, PDIP harus berhati-hati jika ingin berkoalisi.

Sebelumnya, Partai Golkar menyatakan ingin berkoalisi dengan PDIP karena Golkar merasa punya kesamaan platform dengan partai pimpinan Megawati tersebut.

Namun, PDIP menganggap terlalu prematur jika membicarakan koalisi secara konkret saat ini. Mereka berdalih ingin fokus memenangkan Pemilu Legislatif 2014 terlebih dahulu.

Redaktur : Djibril Muhammad
Reporter : Indah Wulandari
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar