Jokowi Presiden, PKS Pilih Oposisi
Sabtu , 22 Mar 2014, 22:07 WIB
Republika/Adhi Wicaksono
Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap beroposisi apabila bakal calon presiden PDIP, Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden. PKS menilai Jokowi tidak memiliki konsep yang jelas dalam menyelesaikan persoalan bangsa.

"Kami khawatir penyelamatan bangsa ini malah makin berlarut-larut kalau Jokowi jadi presiden. Kami lebih baik berada di luar kekuasaan dan menjadi oposisi," kata Wakil Sekretaris Jenderal PKS, Fahri Hamzah kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/3).

Fahri mengumpamakan popularitas Jokowi sekarang dengan kondisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat maju sebagai capres di Pemilu 2004. Menurut Fahri, baik Jokowi maupun SBY sama-sama dipilih masyarakat karena perilaku pencitraan yang tidak ada kaitan dengan kemampuan menyelesaikan masalah bangsa. "Pada dasarnya SBY ketika jadi presiden sama dengan Jokowi. Dianggap mampu padahal tidak ada bukti akan kemampuannya," ujar Fahri.

PKS belajar banyak dari gaya pemerintahan yang hanya mengandalkan pencitraan. Untuk itu dia juga meminta masyarakat jeli dalam menilai kualitas calon pemimpin seperti Jokowi. Bahkan menurut Fahri, sosok SBY masih jauh lebih baik daripada Jokowi. "Paling tidak SBY memiliki wawasan nasional, sedangkan Jokowi jangankan wawasan nasional, wawasan Jakarta saja tidak," kritik Fahri.

Fahri tidak habis pikir dengan keputusan Jokowi maju jadi capres. Menurutnya ini menunjukan Jokowi tipikal pemimpin yang haus kekuasaan dan tidak amanah. Apalagi Jokowi sebelumnya juga pernah meninggalkan jabatan sebagai Wali Kota Solo demi menjadi Gubernur DKI Jakarta. "Orang yang tidak memegang komitmen dan selalu berburu jabatan yang lebih tinggi, tentunya bukan orang yang kita butuhkan," kata Fahri.


Redaktur : Joko Sadewo
Reporter : Muhammad Akbar Wijaya
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar