Seorang simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengecat badannya dengan warna merah putih saat mengikuti kampanye terbuka di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Ahad (16/3). (Republika/Agung Supriyanto)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Herlini Amran mengatakan, di dalam soal Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan sosiologi terdapat soal mengenai Jokowi. Bahkan dalam soal-soal tersebut Jokowi digambarkan dengan imej yang positif.
"Anak-anak SMA yang sedang UN merupakan pemilih muda. Ada kemungkinan soal UN itu bisa meraih simpati mereka sehingga saat pilpres memilih Jokowi," kata Herlini di Jakarta, Rabu, (16/4).
Bisa saja, ujar Herlini, saat pilpres nanti, anak-anak tiba-tiba ingat Jokowi karena terdapat di soal UN. Makanya soal Jokowi ini harus diusut. Adanya soal Jokowi ini, kata Herlini, menunjukkan pengawasan dalam pembuatan soal UN kurang. Padahal soal-soal UN itu harus bebas dari muatan politis.
"Membuat soal UN itu butuh waktu enam bulan. Itu merupakan waktu yang panjang, harusnya bisa mencegah ada soal yang bermuatan unsur politis,"ujar Herlini.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan, soal UN itu yanga mengetahui isinya hanya si pembuat soal sendiri sebab ini rahasia negara. Jadi tidak ada yang bisa mengedit soal UN.
"Saya sendiri sebelum hari H UN, tidak boleh membuka segel soal UN dan membacanya. Makanya kalau ternyata ada soal Jokowi, ini juga membuktikan kalau kerahasiaan benar-benar terjamin karena tidak ada yang tahu soal Jokowi ada kecuali saat hari H pelaksanaan UN,"kata Musliar.