REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pakar komunikasi Universitas Diponegoro Semarang Triyono Lukmantoro mengatakan akan lebih bijak bagi pengguna media sosial yang merasa jenuh untuk melakukan "unfollow" atau "unfriend" akun-akun yang melakukan kampanye hitam terhadap kandidat tertentu peserta Pemilu Presiden 2014.
"'Unfollow' atau 'unfriend' mungkin lebih bijak dan sesuai dengan aturan, media sosial yang penuh berita politik, apalagi kampanye hitam pada suatu saat pasti akan menimbulkan kejenuhan luar biasa," kata Triyono Lukmantoro dihubungi dari Jakarta, Ahad (8/6).
Triyono mengatakan informasi di media sosial yang isinya saling hujat atau menyebarluaskan kejelekan pihak tertentu pada akhirnya memang bisa membuat bosan. Apalagi, informasi di media sosial kerap kali disertai link-link ke situs tertentu yang isinya lebih banyak propaganda mengenai isu tertentu yang tidak bisa ditampilkan di media "mainstream".
"Informasi yang menyebarluaskan visi dan misi kandidat mungkin bisa lebih diterima daripada yang isinya saling hujat, fitnah dan menjelek-jelekkan," ujarnya.
Triyono mengatakan merupakan hal yang wajar bila ada yang merasa jenuh dengan segala bentuk kampanye di media sosial, apalagi kampanye hitam. "Menjelang pilpres kita disuguhi dengan pemberitaan tentang kampanye di media 'mainstream' maupun media sosial. Wajar kalau ada yang merasa jenuh, apalagi dengan kampanye hitam di media sosial," tuturnya.