Home >> >>
Terapkan Politik Santun Hadapi Kampanye Negatif
Kamis , 26 Jun 2014, 12:30 WIB
antara
Seorang anggota dari Republik Aeng-aeng dan Pasoepati memegang poster bertemakan pemilu damai saat aksi kampanye damai di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta menyatakan bahwa masyarakat diharapkan menerapkan politik santun menghadapi banyaknya kampanye negatif yang marak beredar menjelang Pemilihan Presiden 2014.

"Kedepankan kesantunan dengan membawa program kreatif dan positif bagi masyarakat," kata Sudikerta saat berkunjung ke Kantor Antara Biro Bali, di Denpasar, Kamis.

Menurut dia, politik santun tersebut diharapkan dilandasi semangat perjuangan yang damai untuk memantapkan stabilitas yang aman dan damai.

"Kalau tidak damai bisa menyebabkan situasi tidak menentu seperti perekonomian sehingga harus diciptakan politik yang santun," ucapnya.

Mantan Wakil Bupati Badung itu menekankan kompetisi politik yang tidak sehat akan berimbas kepada masyarakat.

"Program-program harus membawa program yang positif dan kreatif kepada masyarakat," ujar Sudikerta.

Sementara itu terkait kategori pemimpin yang dibutuhkan masyarakat Bali, Sudikerta menyatakan bahwa Pulau Dewata membutuhkan pemimpin yang memahami terkait keamanan mengingat Pulau Dewata merupakan tujuan wisata internasional yang rentan dengan isu keamanan.

Selain keamanan, ia juga mengharapkan pemimpin Indonesia mampu memajukan sektor pertanian yang juga menjadi sektor mendasar di Pulau Dewata.

"Kalau menurut saya, Indonesia dan Bali membutuhkan pemimpin yang pintar menangani keamanan. Kalau salah menangani keamanan bisa terjadi disintegrasi," ucapnya.

Beberapa minggu menjelang Pilpres 9 Juli 2014, suhu perpolitikan Tanah Air semakin meningkat yang juga diiringi dengan kampanye negatif yang marak beredar di sosial media.

Kampanye negatif itu juga dikhawatirkan mengganggu kelancaran pesta demokrasi lima tahunan.

Pilpres 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yakni pasangan nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Redaktur : Muhammad Hafil
Sumber : Antara
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar