Home >> >>
Gunakan Atribut Kedua Kubu, Aksi Ini Rukun Serukan Pemilu Damai
Ahad , 06 Jul 2014, 16:18 WIB
antara
Petani se-Jawa Barat pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla mengikuti kampanye terbuka di Lapangan Tegalega, Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Massa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa dan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (Gama ITS) Surabaya menggelar aksi damai menyambut pemilihan presiden (pilpres) 2014. Mereka mengajak masyarakat untuk tidak terpancing emosi dengan apapun yang terjadi terkait pilpres.

Dalam aksinya, kedua pendukung pasangan capres dan cawapres mengenakan atribut bergambar jagoannya masing-masing. Mereka bersama-sama membagikan takjil kepada masyarakat yang melintas di sepanjang Jalan Arif Rahman Hakim.

Tidak hanya itu, massa aksi juga membagikan visi dan misi masing-masing pasangan capres-cawapres yang dijilid dalam sebendel berkas. Aksi bertajuk 'Takjil Perdamaian' ini mengajak seluruh elemen untuk menjaga kondusifitas selama pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan itu.

Ketua Gama ITS Ardy Navastara mengatakan, masyarakat tidak boleh terprovokasi dengan perilaku elit politik di level atas. "Siapapun pemenangnya, masyarakat tidak boleh terpancing dan harus tetap menjaga perdamaian," katanya saat ditemui di sela aksi di Jalan Arief Rahman Hakim, Surabaya, Sabtu (5/7).

Di level elit, kata Ardy, saling serang di antara kedua kubu dilakukan secara terbuka tanpa rasa malu. Saling fitnah dan membuka aib orang lain dianggap bukan sesuatu yang tabu. Yang paling disayangkan, para purnawirawan jenderal saling bersiap untuk 'menembak' kubu lawan.

Redaktur : Muhammad Hafil
Reporter : c30
  Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi republika.co.id. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Republika.co.id berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.
avatar
Login sebagai:
Komentar