REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia Salim Said mengimbau kepada masyarakat, terutama tim sukses masing-masing pasangan capres-cawapres untuk menghindari konflik karena hasil hitung cepat yang terpaut tipis dan belum definitif.
"Karena bedanya tipis seperti ini, berarti kekalahannya kecil, dikhawatirkan potensi konflik justru membesar," kata Salim, Rabu (9/7).
Salim juga mengimbau kepada penyelenggara serta aparat untuk mengantisipasi kemungkinan konflik tersebut.
"Dua-duanya sama-sama populer, sama-sama mengambil hari rakyat," katanya.
Hal itu juga disampaikan oleh Pakar Politik UI Ari Junaedi yang mengkhawatirkan terjadinya konflik karena keduanya cenderung tidak mau menerima kekalahan.
Kesimpulan tersebut, lanjut dia, dapat ditarik dari pernyataan kedua tim yang menyatakan kemenangan.
"Kita harus hati-hati sekali menyikapi hasil hitung cepat ini karena ada lembaga survei yang kredibel dan ada yang sepertinya bayaran," katanya.
Ari mengimbau untuk menunggu hasil definitif dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang, meskipun biasanya hasil hitung manual tidak berbeda jauh dengan hitung cepat.
Berdasarkan hasil hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei, perolehan suara kedua capres tipis, di antaranya Center for Strategic and International Studies, Prabowo-Hatta 40,89 persen Jokowi-JK 53,18 persen dan Saiful Mujani Research and Consulting, Prabowo-Hatta 46,26 persen dan Jokowi-JK 53,74 persen.