REPUBLIKA.CO.ID, SAN JOSE -- Lautan merah mewarnai seluruh penjuru Kosta Rika pada Senin (30/6) dini hari WIB. Dari pantai-pantai indah negeri itu hingga ke ibu kota rasanya sulit menemukan warga Kosta Rika yang bermuka muram.
Negeri yang terkenal dengan hasil kopinya itu larut dalam euforia kebahagiaan usai tim nasional kebanggaan mereka memastikan tiket lolos ke babak perempat final untuk kali pertama dalam sejarah Piala Dunia.
Pendukung La Sele tumpah ruah di jalan-jalan ibu kota, San Jose. Mereka berjalan menuju air mancur Fuentede la Hispanidad yang jadi pusat perayaan. Mereka mengibarkan bendera, mengenakan seragam merah kebanggaan, meniup terompet, dan bersorak soraimerayakan kesuksesan timnya dalam drama adu penalti.
Presiden Kosta Rika Luis Guillermo Solis bahkan ikut turun ke jalanan mengibarkan bendera. Orang nomor satu itu juga mengenakan jersey merah Kosta Rika. Meski terpisah 260 km dari ibu kota, keriuhan pesta kemenangan negeri itu juga hadir di Provinsi Guanacaste.
"Negeri ini runtuh. Ada gempa bumi," kata Teo Prestinary, seorang pramusaji restoran di Pantai Nosara seperti dilansir Associated Press.
Prestinary mengaku kemacetan terjadi di mana-mana akibat semuaorang bernyanyi di jalanan. Prestinary menganggap hari itu sangat indah, emosinal, dan bersejarah. Kosta Rika akan menemuilawan berat Belanda di babak perempat final.
Namun, Diego Escorriola yang sedang larut dalam pesta jalanan itu mengaku akan terus mendukung perjuangan negaranya. "Kami selalu percaya," kata Escorriola.
Pengalaman berbeda justru dirasakan Roberto Alfaro Bermudez yang menonton pertandingan sendirian di rumahnyadi San Antonio, Amerika Serikat (AS). Meski sendiri ia mengaku seakan bersama jutaan warga Kosta Rika lain yang gembira dengan kemenangan tim kebanggaannya.
"Jantung saya seakanada di mulut sepanjang waktu," kata Bermudez seperti dikutip situs berita My San Antonio. Bermudez berencana untuk 'mudik' pada 6 Juli untukmenyaksikan laga Kosta Rika selanjutnya bersama kerabat terdekatnya.