Selasa 15 Nov 2016 11:40 WIB

Selamatkan Generasi Muda dari Hedonisme Vlogger

Aksi mendukung poligami (ilustrasi)
Foto: Antara/str-Ridho Muhammad
Aksi mendukung poligami (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rifan Abdul Azis  *)

Vlog atau video blog menjadi hal yang populer akhir-akhir ini di kancah dunia maya dan dunia hiburan Indonesia. Vlog adalah sebuah blog yang bermediakan video dan vlogger adalah pelakunya. Sebut saja vlogger atau mungkin juga bisa disebut youtuber terkenal di Indonesia diantaranya adalah Young Lex, Awkarin, Reza Palevi, skinnyindonesian24, rezaoktovian, Raditya Dika dan lainnya seperti LDP, edhozell, Bayu Skak, dan Chanrda Liow. Setiap vlogger memiliki ciri khasnya masing-masing sesuai dengan konten-konten yang mereka sediakan dan propagandakan dan juga bahkan para vlogger menghasilkan pundi-pundi uang dari vlog-nya.

Penulis melihat dan mengamati beberapa vlogger muda yang terkenal. Mereka mempropagandakan gaya hidup atau life style Barat yang vulgar, hedon, dan serba bebas, dan mereka benar-benar dalam kebobrokan akhlak yang nyata dan sudah melampaui batas. Mungkin ungkapan itu agaknya sedikit berlebihan, namun cobalah anda lihat sendiri, lihat setiap akun-akun vlogger di youtube dan amati. Amatilah dengan sekesama seperti viewersnya like dislike-nya dan komentar-komentarnyanya.

Penulis tidak akan menyebutkan nama-nama vlogger yang hedon, bobrok akhlak, dan melampaui batas tersebut. Namun, penulis hanya akan tuliskan indikasi-indikasinya saja agar kita bisa mendudukan ini sebagai sebuah permasalahan yang mesti dicari solusinya. Bukan sebuah permasalahan yang hanya dicela dan disesalkan tanpa ada solusinya.

Di dalam tulisan ini, penulis menekankan kepada kelakuan vlogger yang benar-benar sangat parah dalam konten-konten mereka. Beberapa sudah sering dibully bahkan dilaporkan ke KPI. Vlogger-vlogger tersebut adalah anak-anak muda begitu juga para penggemarnya adalah anak-anak muda.  Citra anak muda satu dekade terakhir ini memang lebih banyak negatifnya. Seperti apatisme, hedonisme, pergaulan bebas, pembunuhan dan pemerkosaan, dan sebagainya.

Penulis sendiri sebagai mahasiswa benar-benar merasakan dan melihat itu sekalipun memang masih ada pemuda-pemuda yang berperan dan berfungsi sebagaimana harusnya pemuda. Dan ketika penulis menyambangi youtube akhir-akhir ini ternyata ada suatu hal yang ‘menarik’ dan ‘inovatif’ dari para pemuda yaitu vlog.

Namun, sayangnya media ini, lebih mengarah kepada hal-hal yang tidak mendidik dan diisi oleh konten-konten yang benar-benar membuat miris hati. Anak-anak muda bahkan anak-anak sekolahan atau remaja bisa teracuni pikirannya, perasaannya, dan hidupnya bila melihat dan meniru apa-apa yang mereka tonton dari vlog-vlog bermasalah tersebut.

Ada vlog yang mempertontonkan kata-kata kasar yang benar-benar memekakkan telinga. Ada juga vlog yang mempertontonkan kehidupan serba bebas dan vulgar. Ada vlog yang mempertontonkan video-video musik yang rusak. Bahkan, ada vlog yang kata-kata vloggernya seolah menyindir seruan-seruan para aktivis dakwah, vlogger tersebut membuat seruan-seruan aktivis dakwah tersebut sebagai bahan lelucon.

Dan yang paling membuat miris dan geleng-geleng kepala adalah ketika ada sekumpulan vlogger berkumpul dan membuat video clip yang vulgar (bahkan bisa disebut video porno) untuk menentang, mengeyel, dan melawan orang-orang yang mereka sebut sebagai haters. Padahal, dari haters-haters yang mereka sebutkan adalah orang-orang yang memberikan nasihat, kritik, dan peringatan kepada mereka.

Keprihatinan, kemirisan, dan kebobrokan ini tentunya menyulut hati-hati mereka yang peduli terhadap generasi, terutama generasi muda yang akan menjadi cikal bakal peradaban. Bagaimana tidak? Sudah ditegur dan dinasehati saja mereka para vlogger tersebut merespons dengan penentangan. Tentu ini bisa saja di contoh dan menjadi inspirasi para pengikut vlogger tersebut yang notabenenya adalah remaja/anak sekolahan dan anak muda yang akan menjadi penerus peradaban dan para pemimpin masa depan. Bila masalah ini tidak segera ditangani, maka jangan heran kalau satu dekade kedepan peradaban kita akan menjadi peradaban yang semakin bobrok dan rusak.

Memang bila kita telaah lebih jauh kita mesti mengakui bahwa kerusakan di dunia vlog atau dunia sosmed ini adalah hanya bagian kerusakan dari kerusakan yang lebih besar. Kita perlu berpikir mendalam dan cemerlang mengenai permasalahan generasi muda ini. Sejatinya permasalahan generasi muda ini adalah permasalahan yang sistemik.

Kajian paling populer mengenai masalah generasi muda ini adalah propaganda 3F yaitu food, fun, and fashion. 3F ini memberikan kita penjelasan yang cukup baik mengenai masalah generasi muda. Namun kajian 3F ini sebenarnya belum sampai pada inti permasalahan generasi muda.

BKLDK yang dikenal konsen terkait isu selamatkan generasi telah mengeluarkan survei. Berdasarkan survei BKLDK 2016 mengenai kontrol sosial mahasiswa Muslim Kota Bandung terhadap masalah seks bebas, diketahui 89  persen responden setuju kalau media-media yang memuat konten pornografi dan pornoaksi menjadi penyebab maraknya seks bebas. Sebanyak 94 persen responden menyatakan bahwa perilaku seks bebas banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan rasa ingin tahu dari para remaja. Sebanyak 92 persen mahasiswa menjawab betul bahwa seks bebas dilarang karena merupakan perbuatan dosa. Sebanyak 59 persen mahasiswa tidak pernah menegur secara langsung para mahasiswa yang melakukan seks bebas.

Inti dari permasalahan generasi muda ini sebenarnya adalah kapitalisme global atau ideologi kapitalisme yang lahir dari akidah sekuler. Barat terus menggencarkan propaganda ideologi kapitalismenya dengan berbagai macam cara dan hal dan juga dari berbagai sisi. Suatu hal pasti dari kapitalisme adalah muculnya masyarakat hedon. Masyarakat hedon adalah masyarakat yang berorientasi pada kenikmatan-kenikmatan materi dan untung rugi materi serta kosong nilai-nilai moral dan spiritual. Dan para pemuda sangat rentan teracuni oleh hedonisme.

Patut diakui, tidak semua orang sadar dan paham mengenai masalah inti tersebut. Alih-alih paham dan sadar, justru banyak orang yang hanyut dalam ideologi kapitalisme tersebut yang membuat hidup mereka hedon. Nilai-nilai moral dan nilai-nilai spiritual adalah hal yang dikesampingkan bahkan dipandang tabu dan memalukan. Mungkin, di suatu waktu, nilai-nilai moral dan spiritual tersebut dipakai/diamalkan. Namun sayangnya tetap dalam orientasi materi atau orientasi untung-rugi seperti untuk bisnis atau untuk pernak pernik di momen-momen tertentu.

Kapitalisme juga menggunakan instrumen demokrasi untuk melegitimasi berbagai macam hal, salah satunya adalah kebebasan berekspresi. Dalam konteks kasus pemuda ini, itu artinya kebebasan ekspresi mereka dilindungi oleh negara. Negara memiliki peran yang sangat sentral dalam masalah pemuda ini. Negaralah yang paling bertanggung jawab setelah masyarakatnya (social control).

Namun, sayangnya, negara seolah abai bahkan terkesan melindungi kerusakan genarasi muda tersebut. Ini karena negara mengekor pada ideologi kapitalisme yang lahir dari akidah sekuler dan mengadopsi sistem demokrasi yang dimana sistem ini menujungjung tinggi kebebasan tanpa batas, salah satunya kebebasan berekspresi. Selain itu, demokrasi melegalisasi hal-hal tersebut. Dari sini jelas ideologi kapitalisme dan sistem demokrasi adalah ideologi dan sistem yang bertentangan dengan akidah Islam.

Sistem dan ideologi yang bertentangan dengan akidah Islam tidak akan pernah berhasil menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan manusia karena ideologi dan sistem tersebut datang dari akal manusia yang nisbi bukan dari Allah ta’ala yang maha sempurna. Sehingga sistem dan ideologi tersebut hanya akan memunculkan berbagai macam kerusakan dan kezaliman juga kesengsaraan. Salah satu contoh dari kerusakan tersebut adalah permasalahan generasi muda ini.

Allah Ta’ala berfirman: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (TQS. Ar Ruum [30])

Bila kita ingin menelaah lebih jauh, dalam Islam ada 12 lapis solusi dalam menyelesaikan permasalahan generasi muda yang bobrok ini: (1) keimanan individu; (2) kewajiban menutup aurat bagi yang sudah balig; (3) perintah menjaga pandangan; (4) larangan ber-khalwat; (5) larangan ber-ikhtilath (campur-baur bukan mahram); (6) negara memberikan kemudahan dalam menikah; (7) kebolehan poligami; (8) negara menerapkan sistem ekonomi Islam yang menjamin kesejahteraan rakyat; (9) negara melarang pornografi dan mengontrol tayangan/media agar tidak merusak masyarakat; (10) sistem pendidikan Islam yang membentuk kepribadian Islam; (11) kontrol masyarakat dengan spirit amar makruf nahi mungkar; (12) penegakkan sistem sanksi Islam dengan fungsi jawabir (penebus dosa) dan jawazir (pencegahan).

Solusi Islam yang terdiri dari 12 lapis tersebut akan menjaga generasi muda dari berbagai kerusakan dan kebobrokan yang kita lihat sekarang. Dan 12 lapis solusi tersebut memerlukan penopang untuk mengamalkan dan menerapkannya secara sempurna, penopang tersebut adalah negara. Akidah Islam akan melahirkan ideologi Islam dan sistem Islam yang akan diterapkan oleh negara. Hanya negara yang menerapkan ideologi dan sistem Islam yang bisa mengamalkan 12 solusi tersebut secara sempurna.

Dengan demikian, solusi komprehensif bagi permasalahan generasi muda yang hedon dan bobrok ini adalah dengan penerapan ideologi Islam dan sistem Islam yang berasal dari akidah Islam yang nantinya akan mengamalkan penerapan ke-12 lapis solusi di atas. Keterlibatan individu, masyarakat dan yang paling penting adalah keterlibatan negara, mutlak diperlukan dalam penerapan hal-hal tersebut agar generasi muda penerus peradaban dan pemimpin masa depan ini dapat terselamatkan. Islam rahmatan lil’alamin juga dapat terwujud. Wallahu a’alam bishawab.

*) BE BKLDK Kota Bandung

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement