Kamis 15 Nov 2012 06:00 WIB

Hijrah dan Semangat Perubahan

Ilustrasi
Foto: wallpapers.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,Hari ini,  Kamis 15 November 2012, bertepatan dengan tahun baru Hijriah, 1 Muharram 1434 H. Momentum hari bersejarah itu, sudah selayaknya bagi umat Islam di seluruh dunia untuk menyam butnya dengan penuh suka cita, serta mengisinya dengan kegiatan yang lebih positif lagi.

Momentum Tahun Baru Hijriah ini, juga menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan muhasabah (evaluasi) atas perjalanan- nya setahun sebelumnya. Sebab, banyak sikap, tingkah laku, atau perbuatan yang--mungkin--tak sesuai dengan harapan. Banyak agenda yang--mungkin--gagal terlaksana. Karena itulah, momentum Hijriah ini harus menjadi inspirasi untuk membangkitkan kembali se- mangat perubahan menuju era yang lebih baik.

Tahun Baru Hijriah, ditandai dengan hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, bersama sahabat yang juga mertuanya, Abu Bakar ash-Shiddiq. Hijrah tersebut dilakukan dalam rangka mencari rasa aman untuk berdakwah, sekaligus memperluas jaringan dak- wah Islam. Dan seperti diketahui, keputusan hijrah itu pun sangat tepat. Dakwah Islam semakin luas dan seluruh umat Islam menjadi lebih aman dari gangguan kafir Quraisy.

Pun sama halnya dengan kita dewasa ini. Hijrah bukan hanya sebatas pada berpindah dari satu tempat ke tempat lain, atau dari suatu daerah ke daerah lain (al-intiqal, tukhariku), maupun meninggalkan (at-tarku), atau berubah (taghyir). Hijrah adalah semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

Hijrah itu juga bisa disebut dengan menjaga atau memelihara sesuatu yang baik dari perbuatan masa lampau dan mengambil yang terbaik untuk masa sekarang. Dalam kaidah ushul fiqh dikatakan, al-muhafazhatu `ala qadimi ash-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah.

Karena itu, hijrah harus selalu dilakukan, kapan saja, dan di mana saja. Perubahan harus dilakukan setiap saat. Bila gagal melaksana- kan suatu perbuatan karena adanya tantangan atau rintangan maka harus dicoba lagi dengan cara yang lain.

Pendiri Honda Motor Co, Soichiro Honda, pernah mengatakan, dia sering mengalami kegagalan. Namun, ia tak patah arang. Ia terus berusaha dan berusaha hingga akhirnya berhasil. Kini, hasil karyanya, merambah seluruh penjuru dunia. Ia berharap, masyarakat juga melakukan hal yang sama. Jangan melihat keberhasilan, tapi bagaimana perjuangan untuk berhasil yang dilaluinya itu lebih diperhatikan. "Orang hanya melihat satu persen kesuksesan saya. Mereka tidak melihat 99 persen kegagalan saya."

Hijrah tak boleh berhenti, walaupun sudah berhasil. Hijrah harus terus dilakukan. Dan satu upaya yang sudah berhasil dikembangkan, tak lantas kita berpangku tangan. Kita harus terus mengembangkan (hijrah) untuk meraih yang lebih baik lagi. Itulah pesan Rasulullah SAW. "Siapa yang hari ini sama seperti kemarin maka dia orang merugi. Siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka dia orang yang beruntung. Dan siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka dia orang yang terlaknat."

Di masa depan, tantangan akan semakin berat. Perjuangan harus terus ditingkatkan dan perubahan mesti dilakukan. Tidak ada yang bisa melakukan perubahan, tanpa hal itu dilakukan dan diawali dari diri sendiri. Kita sadar, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya. (QS al-Ra'du [13]: 11).

Karena itu, melalui momentum Hijriah ini, semangat perubahan harus senantiasa digalakkan. Dengan semangat Hijrah, kita harus berupaya mengubah nasib, memperbaiki keadaan, dan melepaskan segala topeng-topeng keburukan yang selama ini membelenggu wajah dan jati diri kita, untuk menuju masa depan yang gemilang dan lebih baik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement