REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Frederikus Bata (Instagram @edocz)
Juventus belum tersentuh di ranah Italia. Klub berjuluk Bianconeri baru saja meraih gelar Seri A untuk tujuh musim secara beruntun. Prestasi lainnya, di ranah Coppa Italia. Gianluigi Buffon dan rekan-rekan meraih trofi tersebut empat musim berturut-turut. Jadi, dalam rentang waktu demikian, skuat berjuluk si Nyonya Tua ini telah mengawinkan dua gelar domestik Negeri Piza.
Dan, seperti biasa, pujian pun mengalir berdatangan silih berganti ke kamar ganti Bianconeri. Pelatih AS Roma Eusebio Di Fransesco merupakan salah satu tokoh yang melihat keunggulan Bianconeri dari sisi mentalitas. Namun, ia juga memprediksi persaingan musim depan bakal lebih merata.
Roma maupun Napoli—tim yang musim ini berstatus runner-up liga—bakal menjadi penantang serius Juventus pada musim depan. Belum lagi bicara Inter Milan. Nerazzurri mulai membangun kekuatan dengan strategi transfer mendatangkan pemain kelas dunia. Kemudian, ada lagi AC Milan yang masih melakukan pembangunan skuat serta Lazio.
Suara-suara yang meragukan Juve juga mulai nyaring terdengar, apalagi para pemain juara di klub tersebut telah berusia di atas kepala tiga. Satu per satu mulai hilang. Stephan Lichsteiner sudah pasti hengkang Musim ini.
Masa depan Buffon dan Kwadwo Asamoah juga belum jelas. Andrea Barzagli dan Giorgio Chiellini maksimal dua musim lagi. Claudio Marchisio dinilai mulai kehilangan sentuhan di lini tengah Juve.
Kondisi demikian seakan menjadi bom waktu dan pertanda para rival bakal segera melewati skuat Hitam Putih. Napoli sudah menunjukkan musim ini. Hingga giornata ke-37, pasukan Partenopei ini terus saja membuntuti Bianconeri. Bahkan, tim asal Kota Naples itu sempat menunjukkan kekuatan sebagai tim juara paruh musim.
Saya setuju, Juventus bakal sulit menemukan pemain juara seperti sederet nama di atas. Namun, perlu diingat, mereka tidak keluar secara bersamaan. Artinya, ketika Gigi Bufffon pergi, masih ada Chiellini dan Barzagli. Gigi pun punya pengganti bernama Wojciech Szczesny.
Kehilangan Lichsteiner tak harus menjadi soal. Pasalnya, dalam dua musim terakhir, kapten Swiss tersebut bukan pilihan utama Massimiliano Allegri. Masih ada Mattia de Sciglio. Allegri bisa memainkan Benedikt Howedes serta Juan Cuadrado di posisi bek kanan.
Rentanya Barzagli sejauh ini terlihat masih belum menjadi masalah bagi si Nyonya Tua. Masih ada Danielle Rugani dan Mehdi Benatia untuk mendampingi Chiellini. Mattia Caldara juga tampat siap unjuk gigi setelah tampil apik bersama Atalanta.
Bicara sektor penyerang Juventus, banyak dihuni pemain kelas dunia. Ada Douglas Costa, Paulo Dybala, dan Gonzalo Higuain. Sektor tengah juga makin kaya dengan datangnya Emre Can nanti. Sebelumnya, sudah ada Miralem Pjanic, Sami Khedira, juga Blaise Matuidi di starting XI. Rodrigo Bentancur dan Marchisio dapat menjadi pelapis elegan.
Mungkin satu-satunya pekerjaan rumah Allegri ada di sektor bek kiri. Asamoah dan Alex Sandro dirumorkan hengkang. Beruntung, Leonardo Spinazzola datang dari masa peminjaman di Atalanta.
Jika berkaca pada kondisi demikian, kedalaman skuat Juventus sepertinya masih yang terbaik di Seri A—salah satu kompetisi yang sampai kini masih menyuguhkan rivalitas antarklub terkuat di Eropa. Maka, anggapan bahwa satu dua musim lagi Juve bakal dilewati klub macam Napoli atau Roma sepertinya bakal sulit terealisasi. Si Nyonya Tua diprediksi masih berpotensi menjadi kekuatan tunggal di Italia selayaknya Bayern Muenchen di Jerman.
Kalau pada era dekade 1990-an ada Inter dan Milan sebagai kekuatan Italia lainnya, kini Bianconeri berlari sendirian. Bukan hanya dari segi teknis pemain, juga dari bisnis dan manajemen klub. Mau bukti? Tentunya hanya waktu yang akan menjawab semuanya. Selamat juara, Juve!