Sabtu 26 Jan 2019 02:56 WIB

Umrah dan Rekam Biometrik

Berbagai masalah terkait perekaman biometrik ini terus bermunculan.

Arafah, Mekkah
Foto: REPUBLIKA/Israr Itah
Arafah, Mekkah

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Israr Itah*

Alhamdulillah, saya bisa kembali ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah untuk kali kedua berkat bantuan kakak saya. Tak ada rencana dari jauh-jauh hari. Semua serbadadakan karena tiba-tiba maskapai negara tetangga sebelah melepas tiket murah Jakarta-Madinah PP pada awal Desember. Kakak yang cepat menerima info ini berhasil mengamankan dua slot, salah satunya diberikan kepada saya. Total biaya tiket pesawat perjalanan Jakarta-Kuala Lumpur-Madinah PP hanya menghabiskan Rp 2,3 juta.

Setelah tanggal keberangkatan dan kepulangan didapat, kakak saya langsung mengontak jejaringnya sesama pelaksana travel umrah untuk pengurusan visa serta paket hotel. Beruntung, ada rombongan jamaah pada salah satu travel yang waktu keberangkatan dan kembalinya ke Indonesia berbarengan dan persis menggunakan pesawat yang sama.

Serba dadakan inilah yang membuat saya merasakan pengalaman bersentuhan dengan kewajiban menjalani rekam biometrik. Penyebabnya, saya telat memberikan paspor untuk pengurusan visa sebelum kewajiban biometrik diterapkan pada 17 Desember 2018.

Jujur saja, saat itu saya sama sekali tak mengikuti perkembangan aturan rekam biometrik ini. Alhasil setelah mendapatkan pemberitahuan lewat pesan WA dari kakak saya untuk melakukan itu, saya sempat kelimpungan dan kemudian mencari berbagai berita seputar itu di media daring.

Karena ketika itu aturan baru diterapkan, tak banyak informasi tentang prosedur rekam biometrik yang saya dapatkan. Agar tak memakan waktu karena tanggal keberangkatan sudah mepet, saya pun pergi mengunjungi salah satu dari tiga cabang Visa Facilitation Tasheel (VFS) Tasheel, tempat perekaman biometrik, di Jakarta pada Selasa, 18 Desember 2018. Saya ingin menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang prosedur perekaman,

Sekitar pukul 13.30, saya tiba di VFS Tasheel dan menyaksikan puluhan orang duduk di depan kantor yang terletak di lantai GF salah satu mal di Jakarta Timur itu. Tak ada kursi antrean di luar kantor tersebut. Saya bertanya kepada salah seorang ibu yang tengah duduk di lantai dengan wajahnya yang terlihat lelah. Ia mengaku sudah menunggu dari pagi bersama beberapa orang lain yang dipimpin oleh perwakilan travel umrah yang mereka gunakannya. Ia sama sekali tak tahu kapan ia akan dipanggil masuk atau apa yang nanti ia harus lakukan di dalam kantor perekaman biometrik tersebut.

Karena tak ada informasi detail dari ibu itu, saya langsung mengarah ke petugas keamanan yang juga membantu proses pemanggilan orang-orang yang ingin merekam biometrik. Dia menyampaikan, mereka yang mengambil biometrik sudah dijadwalkan terlebih dahulu oleh travel umrah di cabang yang ditentukan. Jadi, kita tak bisa sembarang melakukan perekaman di cabang yang menurut kita mudah untuk mencapainya. Ada surat yang merujuk tempat perekamannya. Jika isi surat cocok dengan data yang dipegang cabang, maka proses administrasi pengambilan biometrik bisa dimulai.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement