Selasa 09 Oct 2012 17:30 WIB

Ongkos Perang Neoimperialisme

Professor Ahmad Syafii Maarif
Foto: Republika/Daan
Professor Ahmad Syafii Maarif

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Ahmad Syafii Maarif

Mungkin karena sangat jengkel dan marah terhadap perang neoimperialisme yang dipimpin Amerika Serikat terhadap Afghanistan dan Irak, Josep E Stiglitz telah menumpahkan ke - jengkelan itu dalam buku The Three Trillion Dollar War: The True Cost of the Irak Conflict (London: Allen Lane, 2008) yang ditulis bersama Linda J Bilmes.

Karya setebal 231 halaman ini, tidak termasuk kata pengantar dan indeks, terdiri dari delapan bab plus apendiks. Angka tiga triliun dolar AS yang berasal dari pajak rakyat Amerika dan pajak rakyat negara yang terlibat dalam perang itu sungguh sebuah jumlah yang dahsyat, apalagi jika dirupiahkan (kurs sekarang sekitar Rp 9.300 untuk satu dolar AS). Anda tinggal mengalikan akan bertemu angka raksasa itu.

Kita baru bicara masalah ongkos, belum menyentuh korban manusia yang tidak bisa dinilai dengan dolar itu.

Dalam buku di atas, Stiglitz memang tidak memasukkan ongkos perang di Afghanistan. Tetapi pada 2007 saja, tahun perang Afghanistan yang paling keras, korban manusia mencapai angka 6.200 (halaman 147). Dalam invasi Barat atas negara Muslim miskin ini, nama-nama Presiden George W Bush dan Perdana Menteri Inggris Tony Blair tidak akan pernah terhapus dalam daftar panjang sejarah kekejaman mereka atas rakyat Af - ghanistan dan Irak yang bernasib malang itu.

Stiglitz mungkin karena marah sengaja membesarkan ongkos perang itu. Sumber belakangan (September 2010) yang diberikan oleh National Priorities Project, Northampton, Amerika, di bawah judul "Cost Of War", korban dan ongkos perang terlihat dalam angka-angka berikut: rakyat Irak yang terbunuh berjumlah 1.455.590, tentara Amerika yang mati 4.883, tentara koalisi yang tewas di Afghanistan adalah 3.188.

Sampai September 2010, Amerika saja telah mengongkosi perang neoimperialismenya di Irak dan Afghanistan sejak 2001 tercatat sebesar 1,375 triliun dolar AS. Angka ini ditambah lagi dengan ongkos yang harus dikeluarkan negara-negara koalisi yang lain, tetapi pasti jauh berada di bawah yang dikeluarkan Amerika. Ongkos terbesar adalah untuk Irak lebih dari 800 miliar dolar AS, sementara untuk Afghanistan lebih dari 570 miliar dolar AS.

Jika rakyat Irak selama perang 2001-2010 telah mati seperti kutipan angka di atas, berapa rakyat Afghanistan yang terbunuh sejak 2001? Saya belum menemukan jumlah yang pasti.

Sumber-sumber tentang ini memberitakan secara berbeda. Tetapi, perkiraan kasar bergerak antara 2.000 sampai dengan 3.000 rakyat sipil terbunuh per tahun.

Rupanya, karena situasi alamnya yang sukar, tidak mudah bagi tentara neoimperialis untuk menaklukkan Afghanistan. Jumlah rakyat yang tewas pun tidak bisa dibandingkan dengan apa yang berlaku di Irak. Hal yang amat patut disayangkan, di antara tentara koalisi yang turut bertempur di Afghanistan tercatat dua pasukan yang berasal dari bangsa Muslim, yaitu Turki dan Yordan. Apa pun alasan dan motifnya, saya tidak bisa menerima kenyataan ini sekalipun itulah fakta yang terjadi.

Sekarang Afghanistan dan Irak telah nyaris lumat akibat perang neoimperialisme, sementara dunia Islam tidak dapat berbuat yang berarti. Pertanyaan saya adalah: Untuk berapa lama lagi dunia Islam ini menjadi mangsa dan korban permainan jahat pihak asing? Jawabannya akan sangat bergantung kepada kita, kapan Islam itu kembali berwibawa mempersatukan hati umat ini?

Alquran dengan sangat halus, tetapi tajam melukiskan keadaan ini dalam ungkapan: "Dan berpegang teguhlah kamu pada tali Allah, dan jangan bertikai-pangkai. Dan ingatlah selalu nikmat Allah kepadamu ketika kamu [dulunya] bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu [yang berserakan itu], sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. Dan ketika itu kamu berada di pinggir jurang neraka, lalu Allah menyelamat kan kamu dari padanya. Demikianlah, Allah menjelaskan ayat- ayatNya kepada kamu agar kamu memperoleh petunjuk" (Ali Imran 103).

Akhirnya, siapa di antara kita yang bersedia menundukkan hati secara tulus dan jujur kepada diktum ayat ini agar petunjuk Allah hadir kembali di tengah-tengah umat ini? Tidak ada sumber lain yang bisa menyelamatkan kita, kecuali petunjuk Allah yang mesti dipedomani!

sumber : Resonansi
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement