Peristiwa Isra Miraj diperingati umat Islam sedunia setiap tahunnya pada penanggalan kelender Hijriah di bulan Rajab (ke tujuh) malam ke-27 bertepatan dengan 3 April 2019. Tahun 2020 diperkirakan akan jatuh pada 22 Maret dengan bulan dan tanggal sama tahun hijriyah yang disepakati umum para jumhur ulama.
Soal penaggalan Isra Miraj dalam pemikiran Islam tidaklah tunggal, setidaknya ada enam pendapat terkait waktu kejadian Isra Miraj. Syaikh Shafiyyuraman Al Mubarakfuri dalam kitab Ar-Rahiqul Makhtum menguraikan ragam pendapat tersebut, di antaranya Isra Miraj terjadi pada Ramadhan tahun ke-12 kenabian.
Ada juga pendapat Isra Miraj terjadi ketika Rasulullah menerima wahyu pertama seperti pandangan At-Thabari. Sementara An Nawawi dan Al Qurthubi berpendapat Isra Miraj berlangsung lima tahun setelah Rasulullah diutus menjadi Nabi.
Terlepas dari perbedaan pandangan secara historis, ini menunjukkan keseriusan para ilmuan muslim melacak akar sejarah peristiwa besar itu, seperti halnya ditunjukkan Ibnu Katsir dalam kitabnya Al Bidayah wan Nihayah atau Ibnu Hisyam yang melakukan pencarian melalui kisah-kisah shahih dalam Alquran dan sunnah atau Syekh Akram Dhiya’ Al Umuri yang mengarang kitab Shahih Sirah Nabawiyah juga mengulas Isra Miraj.
Pelbagai kitab di atas, secara substansi tidaklah bertentangan satu dengan lainnya. Perbedaannya terletak pada interpretasi sumber utama yakni Alquran dan hadis dan tentu saja soal matan (konten), perawi (yang menyampaikan) dan situasi yang memengaruhinya sesuai dengan keadaan yang terekam langsung dari Rasulullah.
Di dalam Alquran, peristiwa Isra Miraj penggambarannya dapat dibaca dalam surah Al-Isra (17) : 1 dan Surah An-Najm (53) : 13-18. Kedua surah itu berbicara di waktu malam, Al-Isra diartikan memperjalankan di waktu malam dan An-Najm bermakna bintang, yang hanya dapat dilihat pada malam hari. Dari pengertian umum, Isra Miraj berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Yerusalem) lalu dari Yerusalem ke Sidratul Muntaha (langit ke tujuh) di mana Rasulullah menerima perintah shalat lima kali dalam sehari. Peristiwa ini pula mendudukkan wilayah Yerusalem sangat penting dan disucikan bagi umat Islam dunia, selain sebagai kiblat pertama juga berkaitan dengan peristiwa Isra Miraj Rasulullah.
Peristiwa Religiusitas
Isra Miraj merupakan peristiwa religiusitas umat Islam dalam proses penerimaan perintah shalat lima kali dalam sehari. Shalat kemudian menjadi salah satu rukun Islam setelah syahadat kemudian puasa, zakat dan haji. Menjadi rukun karena sebagai pondasi yang diwajibkan bagi orang-orang yang mengimani keesaan Tuhan.
Lalu mengapa Isra Miraj terjadi di malam hari? Dalam pandangan penulis ada dua analisis. Pertama Isra Miraj merupakan kejadian luar biasa, di luar jangkauan akal sehat manusia. Bisa dibayangkan jika peristiwa itu terjadi di siang hari dan disaksikan banyak manusia bukan tidak mungkin Nabi Muhammad akan disembah manusia lainnya sebagai Tuhan.
Kedua, waktu malam hari merupakan waktu tenang, ruang berpikir kontemplatif dan saat merenung kebesaran ciptaan Tuhan atas isi jagat alam raya. Itulah sehingga perintah shalat lainnya, shalat tahajud (qiyaamul lail) berada di surah yang sama (al-Isra) yang dilaksanakan pada malam hari untuk mengangkat manusia menuju tempat terpuji dan malam pula adalah waktu terbaik memohon doa dan ampun kepada Allah SWT (32:16-17; 51:17-18).
Jika dibandingkan dengan akal sehat manusia, jarak antara Makkah ke Yerusalem atau Palestina sepanjang 1.500 kilometer arah utara kota Makkah biasanya ditempuh dalam waktu beberapa bulan dengan moda transportasi pada masa itu berkendara unta, kuda atau keledai dan tidak mungkin dalam waktu semalam.
Tuhan sendiri dalam ayat itu memberi pengakuan bahwa perjalanan semalam Isra Miraj sebagai tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya atas ketidakmampuan nalar manusia. Sesuatu diluar jangkaun nalar atau kaget atas suatu peristiwa besar dan tiba-tiba, kita sering berucap, “subhanallah” demikian di ayat ini Tuhan menyampaikan lebih awal subhanallah agar peristiwa Isra Miraj tidak membuat kaget dan jantungan karena tak terjangkau pikiran manusia.
Sementara peristiwa Miraj diterangkan dalam surah An-Najm (bintang) menunjukkan perjalanan menuju ke sidratul muntaha ditandai dengan bintang gemintang yang kilauannya akan nampak sangat indah di malam hari yang memesona mata manusia sampai menembus langit ke tujuh (bersemayam di atas arsy) menerima perintah shalat.
Jangan lupa bahwa perintah shalat awalnya sebanyak 50 (lima puuh) kali sehari semalam. Lalu ketika berjumpa Nabi Musa sekembali menghadap Tuhan terjadi diskusi antara keduanya, Rasulullah dan Musa. Musa memberi saran kepada Rasulullah memohon kembali kepada Tuhan agar perintah 50 kali shalat dikurangi.
Bolak-balik atas saran Musa, Rasulullah sampai dijumlah lima kali shalat dalam sehari itu pun masih disarankan agar kembali lagi meminta keringanan perintah shalat namun Rasulullah sudah merasa malu, hingga Tuhan berfirman, bahwa tiap-tiap satu waktu shalat bernilai 10 kali lipat pahala dan dalam shalat lima kali sehari setara dengan 50 kali shalat.
Peristiwa Isra Miraj dalam perjalanannya mengendarai buraq (kilat) dan ditemani malaikat Jibril yang berperan sebagai pemandu hingga langit ke tujuh dan diajak ke pelbagai tempat melihat kehidupan lain (surga) dan menyaksikan banyak peristiwa dan pembelajaran kelak bagi umatnya.