Ahad 23 Feb 2020 11:15 WIB

Milenial Menyambut Ramadhan

Ada lima hal yang harus disiapkan Milenial dalam menyiapkan diri menghadapi Ramadhan.

Muslimah (ilustrasi)
Foto: Prayogi/Republika
Muslimah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Nana Sudiana, Sekjend FOZ & Direksi IZI

"Patience is a key element of success" (Bill Gates)

Ramadhan tak lama lagi tiba. Bagi generasi milineal ramadhan bukan soal ibadah semata. Moment ini juga bisa jadi tambah asyik dan menyenangkan bila ia juga jadi ajang kolaboratif kepedulian bagi sesama. Ramadhan juga ternyata sarana untuk melatih kesabaran seseorang.

Kesabaran ini amat penting bagi kehidupan, baik untuk saat ini maupun kesuksannya di masa depan. Kata Bill Gates, "Patience is a key element of success". Ia menekankan "tidak ada sukses yang instan, semua memerlukan proses yang tentu tidak sebentar. Intinya segala sesuatu yang ingin dicapai kelak akan dituai melalui kesabaran selama kita berproses".

Milenial yang identik dengan kemajuan teknologi, definisi suksesnya dalam kehidupan mengalami pergeseran. Kalau dahulu sukses cukup dinilai dengan hanya juara kelas, memenangi suatu kontes, atau menciptakan suatu karya. Saat ini, ada tambahan lain, seperti menjadi eksis di media sosial, populer dan berbeda dengan orang-orang.

Dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang semakin memudahkan dan praktis. Generasi milenial punya kebutuhan yang tinggi dalam mempublikasikan diri dan aktivitasnya seperti di Twitter, Facebook, Line, Instagram, KakaoTalk, WeChat, Path, dan lain sebagainya.

Lalu, bagaimana ketika Ramadhan nanti. Apa yang harus disiapkan kalangan milenial agar ramadahan-nya sesuai syariat namun tetap bisa eksis dan terus terjaga komunikasi dan kolaborasinya aksi-aksi dirinya dengan komunitasnya.

Di bawah ini 5 hal yang harus disiapkan milineal dalam menyiapkan diri menghadapi bulan Ramadhan :

1. Persiapkan Niat dan Agenda Kegiatan

Ramadhan adalah moment luar biasa dalam fase kehidupan manusia. Ia jadi penguat keyakinan akan adanya Tuhan, saat yang sama juga jadi tonggak kepedulian bagi sesama. Sayang sekali bila peristiwa penting ini tak dipersiapkan dengan baik. Dan untuk bersiap menemui Ramadhan , diperlukan niat. Niat tak lain pernyataan kesanggupan menjalani sebuah misi sampai selesai. Dengan niat yang kuat,  godaan rasa lapar, haus, emosi dan sebagainya, Insyaallah akan mudah dihindari. Dengan niat yang kuat pula kita bertahan menyelesaikan Ramadhan, apapun yang terjadi.

Dimensi niat, tak cukup sebatas deklarasi. Ia juga meminta bukti berupa sebuah rencana yang clear dan rinci, "mau ngapain Ramadhan nanti?". Rencana ini laksana menyemai benih kebaikan. Ia tak cukup disebar bijinya agar tumbuh dan mengakar dalam hati, namun ia juga harus dipelihara dalam petak-petak amal dengan terus disiram, dirawat dan dibesarkan dalam amal-amal sholeh selama bulan Ramadhan. Rencana ini misalnya, mau berapa banyak khatam Alquran, mau berbagi buka puasa di mana, mau i'tikaf di mana dan lain sebagainya.

2. Me-refresh pemahaman dan pengetahuan

Ramadhan adalah sarana memperkuat dan mempertajam keimanan. Dengan iman yang kuat pula, Insyaallah mampu menjalaninl Ramadhan dengan happy. Untuk bisa kokoh keimanannya, maka diperlukan juga topangan pemahaman dan pengetahuan yang cukup untuk menjalani Ramadhan. Pemahaman ini misalnya terkait amaliah di bulan Ramadhan beserta hukum-hukumnya.

Dengan pengetahuan yang cukup memadai, semoga akan menjadikan Ramadhan  multimanfaat. Bisa memperkuat keyakinan, juga mampu memudahkan menjalani Ramadhan dengan baik dan benar. Pengetahuan akan Ramadhan yang baik juga, semakin akan menguatkan kemampuan menjalani Ramadhan secara lahir dan bathin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement