REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING - Umat muslim di Cina masih tergolong minoritas. Meski begitu, para pemeluk agama Islam di Negeri Tirai Bambu itu mampu memberikan warna tersendiri di bulan Ramadhan tahun ini.
Bagi umat Islam di Cina, bulan Ramadhan merupakan kesempatan untuk memperkuat tali silaturahim keluarga dan masyarakat. Selain itu, mereka memanfaatkan momen bulan suci ini sebagai sarana untuk menyantuni para fakir miskin.
Seperti dilansir kantor berita Xinhua, banyak orang yang tidak bisa makan enak di negeri berpenduduk lebih dari satu miliar jiwa orang itu. "Oleh karena itu, kami menawarkan makanan kepada orang lain supaya mendapatkan pahala," kata Abdul'ahat Kurban dari daerah Xinjiang, ibu kota Urumqi.
Setiap tahunnya umat muslim di Cina terus bertambah. Saat ini, tercatat lebih dari 20 juta warga Cina memeluk agama Islam. Jumlah itu yang mendorong berbagai aktivitas Ramadhan hadir di berbagai kota di Cina.
Salah satu kota yang menonjolkan aktivitas Ramadan adalah Beijing. Kota metropolitan di wilayah timur Cina. Di kota itu terdapat Masjid Niujie di mana ratusan umat muslim berkumpul untuk berbuka puasa bersama dan melakukan ibadah sholat tarawih berjamaah.
Muslim Uighur
Tidak hanya itu, dukungan serupa juga hadir dari pemerintah Cina yang menyelenggarakan International Halal Food and Products Fair. Festival yang digelar di kota Qinghai ini menarik sekitar tiga ribu pebisnis dari 29 provinsi dan daerah otonom di Cina dan 28 negara asing.
"Acara ini merupakan sebuah forum kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Cina dengan negara-negara muslim," ujar Gubernur Qinghai, Luo Huining.
Namun, kondisi itu tak menguntungkan bagi para muslim Uighur. Suku yang mayoritas memeluk agama Islam di propinsi Xinjiang, wilayah Cina bagian barat.
Suku tersebut diklaim Amerika Serikat berandil dalam kegiatan terorisme Afganistan. Karena itu, pembatasan ekstra ketat pun dilakukan pemerintah Cina dalam mengawasi aktivitas muslim Uighur di Cina.
Dari jumlah umat muslim di China, setengahnya berasal dari etnis Hui. Sisanya berasal dari kelompok etnis yang berbeda di wilayah barat laut Cina, Xinjiang, dan Ningxia.