REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON – Latihan timnas senior Indonesia akan dipindah ke Stadion Manahan, Solo karena latihan di Stadion Krakatau, Cilegon, Banten dinilai tidak maksimal. Pasalnya, sejumlah program latihan yang direncana tim pelatih tidak bisa berjalan.
Beberapa program latihan yang tidak berjalan, antara lain latihan pada malam hari karena lampu penerangan di Stadion yang tidak memadai dan latihan fisik di Pantai. Kondisi ini diperparah dengan minimnya fasilitas latihan beban di hotel tempat atlet menginap.
Manajer timnas senior PSSI, Ferry Kodrat, membantah kalau banyak program latihan yang tidak berjalan. "Latihan tidak gagal," kata Manajer timnas senior PSSI, Ferry Kodrat, Rabu (10/8).
Menurut Ferry, tidak adanya latihan malam bukan karena lampu penerangan melainkan mengikuti saran dari tim dokter. "Kita nggak boleh latihan malam," kata Ferry.
Pemindahan pemusatan latihan dilakukan karena timnas senior akan melakukan dua kali uji coba di stadion Manahan Solo. Yakni, melawan timnas U-23 pada tanggal 18 Agustus dan melawan Palestina pada tanggal 24 Agustus mendatang.
Pelatih kepala timnas senior Indonesia, Wim Rijsbergen, tidak mau membuang-buang waktu setibanya nanti di kota Solo. Firman Utina dan kawan-kawan akan langsung menjalani latihan pertama di stadion Manahan, Jumat (12/8) sore.
Menurut Wim, masih banyak performa timnas yang perlu ditingkatkan. Karena itu, Wim akan memfokuskan pada pemantapan fisik dan teknik sebelum menghadapi Iran pada 2 September mendatang.
Wim juga merencanakan kemungkinan menambah porsi latihan atau menjalani latihan berat pada malam hari, di Solo nanti. "Kita masih akan mendiskusikan dengan dokter dan pelatih fisik timnas," kata Wim.
Kapten tim, Firman Utina, mengaku tidak keberatan jika tempat latihan dipindahkan. "Pemindahan seperti ini justru bagus agar para pemain tidak merasa suntuk terus berada di tempat yang sama selama sebulan," kata Firman.