REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Awalnya, isu perbedaan awal penetapan Syawwal 1432 H sempat menyeruak di negeri Jiran, Malaysia. Dua negara bagian dikabarkan akan merayakan idul fitri berbeda, tepatnya pada tanggal 30 Agustus. Wilayah yang dimaksud ialah Sabah dan Serawak.
Tetapi, oleh Ketua Pengarah Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim), Othman Mustapha, sebagaimana dikutip dari situs Bernama Online beberapa waktu lalu, kabar tersebut dibantah.
Ia menegaskan tidak benar kabar yang menyatakan kedua negara bagian itu akan menyambut Syawwal. “Tidak ada isu mereka rayakan Syawwal berbeda dengan negeri di Semenanjung Malaysia,”katanya
Otoritas penetapan awal bulan hijriyah, tak terkecuali Ramadlan dan Syawwal berada di bawah wewenang Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja. Dalam menentukan hilal, Malaysia menggunakan metode rukyat dan hisab sekaligus. Kriteria hilal yang dipakai ialah imkanur rukyat. Yaitu posisi hilal memungkinkan terlihat saat matahari terbenam. Mekanisme serupa hampir bisa didapati di seluruh negara-negara Islam.
Warga Malaysia diimbau untuk menunggu hasil ketetepan Penyimpan Mohor Besar Raja-Raja. Sesuai dengan edarannya, keputusan kapankah jatuh Syawwal 1432 akan ditentukan setelah mengetahui hasil pengamatan hilal. Kegiatan rukyat sendiri rencananya akan digelar pada 29/8 mendatang. Lokasi rukyat ada di sebanyak 30 titik.