REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penertiban perjalanan kereta api melalui sweeping berdampak pada penundaan keberangkatan kereta selama 10 hingga 20 menit. Waktu tersebut digunakan untuk memeriksa tiket penumpang.
Salah satu personel Polisi Khusus Kereta Api, Mugi H, mengatakan, pemeriksaan melibatkan tidak kurang dari 14 petugas, termasuk dari personel Polisi Militer (PM). Pemeriksaan dilakukan dari dua arah, gerbong terdepan dan paling belakang. "Berakhir di tengah, sekaligus untuk menurunkan penumpang yang tidak memiliki tiket," ujarnya.
Salah seorang calon pemudik asal Yogyakarta, Dian Lesmana, mengaku senang dengan adanya upaya penertiban tersebut. "Enak kalau kayak gini, pemudik bisa merasa lebih nyaman, khususnya pemudik perempuan dan anak-anak," kata pria yang baru akan mudik setelah lebaran itu.
Sementara itu, penertiban selama masa angkutan lebaran berdampak pada aktivitas juru angkut barang di Stasiun Jatinegara. "Karena kereta ekonomi tidak berhenti di sini, kerjaan kita jadi sepi," kata seorang juru angkut asal Semarang yang enggan menyebutkan namanya.
Namun dari segi ketertiban dan keamanan, tambahnya, tahun ini jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. "Biasanya siapa saja bisa naik, jadi sangat kacau karena banyak yang maksa naik tanpa tiket."
PT KAI pada tahun ini mulai menerapkan kebijakan pemanfaatan ruang tunggu hanya oleh penumpang kereta yang akan berangkat. Salah seorang penumpang, Munarsih, mengaku lega dengan sistem yang diberlakukan PT KAI tahun ini.
"Coba dari dulu-dulu, kalau seperti ini penumpang tenang karena keamanan juga dikontrol dengan baik," kata wanita yang mudik ke daerah Gombong, Jawa Tengah, menggunakan kereta bisnis Sawunggalih dengan tujuan akhir Sukoharjo itu.
Dengan penertiban itu pula, kata Munarsih, kebersihan stasiun juga menjadi lebih terjaga. Stasiun juga dirasakannya lebih nyaman karena ruang tunggu tidak penuh sesak oleh calon penumpang kereta. "Yang boleh masuk ruang tunggu stasiun cuma yang kereta yang akan berangkat dalam waktu satu jam," lanjut Munarsih.