REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON--Sejumlah pemudik yang menggunakan bajaj dari Jakarta tujuan kota-kota di Jawa Tengah mendinginkan mesin kendaraannya di sepanjang jalan Ahmad Yani Kota Cirebon setelah menempuh perjalanan sekitar 23 jam. Agus, salah seorang pemudik yang mengendarai bajaj tujuan Pemalang, kepada wartawan di Cirebon, Jumat, mengatakan rombongan pemudik bajaj dari Jakarta harus mendinginkan mesin kendaraan di Kota Cirebon karena sebelum masuk kota ini rombongan terjebak macet di pantura Indramayu.
Menurut dia, berangkat dari Jakarta pada Kamis (25/8) pukul 23.00 WIB, tiba di Kota Cirebon, Jumat (26/8) pukul 23.00 WIB. Waktu tempuh perjalanan sekitar 23 jam dengan berkali-kali istirahat karena kondisi mesin tua sering panas selain konsentrasi pengemudi jarak jauh terganggu akibat padatnya kendaraan pemudik.
Perjalanan mudik menggunakan bajaj butuh waktu panjang, antara 23 hingga 24 jam baru tiba di Kota Cirebon, dan untuk tiba di Kabupaten Pemalang kurang lima jam lagi. Bahan akar yang telah dihabiskan sekitar 20 liter premium. Menurut dia, perjalanan mudik dengan bajaj memang serba terbatas, laju kendaraan relatif lambat. Namun yang penting keselamatan dan kesehatan masih terjaga karena mudik dengan bajaj jarang masuk angin.
"Berbeda dengan kendaraan roda dua, pemudik bajaj masih terlindung penghalang sederhana untuk menghindari tiupan angin malam," katanya. Pemudik bajaj biasanya sudah memasuki pantura pada H-5 lebaran, tetapi sekarang mereka memadati jalur utama pantura pada H-4.
Ia menambahkan, rombongan pemudik bajaj akan semakin meningkat terutama pada H-2 saat arus mudik sudah padat. Dorman pengemudi bajaj lainnya mengaku perjalanan dari Jakarta hingga Kota Cirebon cukup melelahkan, selama hampir 24 jam terus berada di jalur utama mudik pantura.
"Untuk sampai tujuan di Kabupaten Tegal butuh kesabaran karena laju kendaraan roda tiga tersebut lambat," ujarnya.
Laju kendaraan roda tiga ini diperkirakan kurang dari 40 kilometer per jam. Meski ada muatan, misalnya ada penumpang ditambah barang bawaan, kendaraan ini masih tetap kuat, tetapi harus istirahat untuk mendinginkan mesin.
Menurut dia, perjalanan mudik dengan menggunakan kendaraan roda tiga produksi India ini cukup menyenangkan, karena bisa beristirahat bebas tanpa bergantung pada orang lain seperti menggunakan bus angkutan umum yang waktu makan dan minum terbatas.
Ia menambahkan, biaya mudik dengan kendaraan roda tiga masih terhitung ekonomis jika dibandingkan naik bus angkutan umum, BBM yang dibutuhkan dari Jakarta hingga tempat tujuan kurang dari 30 liter, bisa membawa sekeluarga, sedangkan ongkos bus angkutan umum relatif mahal sekitar Rp120 ribu.
Asep warga Cirebon menuturkan, rombongan pemudik yang menggunakan bajaj menjadi perhatian anak-anak pantura karena mereka tidak terbiasa melihat kendaraan produksi India itu. "Mereka terhibur saat iring-iringan pemudik bajaj melintas," katanya.