REPUBLIKA.CO.ID, "Tetapi engkau ini, apabila engkau puasa, minyakilah kepalamu dan basuhlah mukamu, supaya jangan tampak kepada orang engkau puasa, hanya tampak kepada Bapamu yang tiada kelihatan itu. Ialah akan memberi pahala kepadamu." (Matius 4:16-18)
Puasa juga dilakukan oleh orang-orang Arab sebelum Islam, diantaranya mereka berpuasa pada hari Asyura. Setelah Rasulullah datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi juga berpuasa pada hari Asyura yang dimaksudkan sebagai peringatan atas selamatnya Nabi Musa dari kejaran Fir'aun. Karena lebih berhak dalam meneladani Nabi Musa, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabat berpuasa pula.
Bangsa-bangsa primitif yang tidak terjangkau oleh dakwah tiga agama besar (Yahudi, Nasrani, dan Islam), ternyata juga melakukan puasa. Bangsa Mesir Kuno misalnya, biasa melakukan puasa pada hari-hari besar mereka, sebagaimana kebiasaan para tokoh dan dukun bangsa Mesir melakukan puasa tujuh hari sampai enam minggu setiap tahunnya.
Bangsa Cina melakukan puasa pada hari-hari besar mereka dan pada hari-hari tertentu yang dianggap sebagai hari malapetaka. Mereka berpuasa ketika ada anggota keluarganya meninggal. Sebagian orang Cina yang tinggal di Tibet, bahkan berpantang makan selama 24 jam tems-menerus, tanpa berhenti sampai tidak mau menelan ludahnya sendiri.
Bangsa Yunani mengambil tradisi puasa dari bangsa Mesir Kuno. Mereka mewajibkan puasa. Mereka berpuasa pada sebelum musim bunga dan sebelum masa panen. Sebagian mereka berpuasa beberapa hari berturut-turut sebelum berangkat menuju ke medan perang supaya memperoleh kemenangan. Bangsa Romawi dan Persia juga demikian.
Dalam agama Hindu, pengikut Brahma melakukan puasa selama 24 hari setahun atau 40 hari berturut-turut disertai dengan bacaAn-bacaan kitab suci mereka. Pengikut Wisnu sangat berlebihan dalam puasanya. Ada yang tidur di atas paku menyiksa diri, berdiri terus tidak duduk, dan bahkan ada yang bergelimbungan di bawah terik matahari.
Para biksu agama Budha di Vietnam melakukan puasa sebagai protes terhadap orang atau bangsa lain yang dianggap berlaku tidak adil kepada mereka. Konon Mahatma Ghandi berpuasa selama 21 hari demi persahabatan dan persatuan antara umat Hindu dan Islam di India. Sayang, India kemudian terpecah menjadi Pakistan. Selanjutnya, pada tahun 1971 Pakistan Timur memisahkan diri menjadi Bangladesh.
Dalam masyarakat Jawa Kuno, tradisi puasa sangat terkenal. Seakan-akan puasa sudah menjadi keakraban hidup mereka. Beberapa istilah membuktikan ini. Ada puasa mutih (tidak memakan jenis makanan berwarna putih, misalnya nasihputih, garam, putih telur, dan lainnya).