REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menilai, perbedaan awal Ramadhan 1433 Hijriyah jangan dipermasalahkan. Sebab, menurutnya perbedaan adalah hal biasa dan tidak perlu dipermasalahkan karena perbedaan adalah rahmat.
"Perbedaan awal puasa jangan dijadikan masalah. Itu hal yang biasa-biasa saja," kata Anas saat meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Klender, Jakarta Timur, Jumat (20/7).
Perbedaan itu, kata Anas, akan ada kesempatan bagi umat Muslim untuk menghormati keputusan yang dibuat. "Karena mereka punya dasar masing-masing. Jadi tidak ada masalah perbedaan puasa. Mudah-mudahan nanti hari raya bisa sama," sebut Anas.
Anas sendiri mengaku belum melaksanakan ibadah puasa. Ia mengatakan, baru akan berpuasa pada Sabtu (21/7). "Bukan karena ikut pemerintah, tapi memang saya yakinnya Sabtu," kata Anas.
Kendati demikian, beberapa rekannya di Demokrat sudah mulai berpuasa. "Kalau teman saya Saan (Mustofa) itu punya rumus yang sederhana. Puasa ikut lama, lebaran ikut yang cepat," kelakar Anas.
Pemerintah pada sidang Isbat menetapkan awal puasa jatuh pada 21 Juli. Namun ada sejumlah Muslim lainnya yang sudah melangsungkan ibadah puasa pada Jumat.
Berdasarkan sidang Isbat, Kamis (19/7) sore, pemerintah menetapkan awal puasa yaitu 1 Ramadhan 1433 Hijriyah jatuh pada Sabtu 21 Juli 2012, karena hilal belum terlihat. Sementara Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah mulai berpuasa pada Jumat, 20 Juli 2012.
Beberapa tahun terakhir antara pemerintah dan sejumlah ormas Islam berbeda dalam penetapan awal ramadan. Anas berharap hari raya Idul Fitri tahun ini bisa dilaksanakan bersamaan.