REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR- Shalat tarawih yang diadakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (28/7) malam, diikuti 220 narapidana.
Sebelum tarawih dimulai, para narapidana beragama Islam itu mendapatkan siraman rohani dari ustadz yang secara khusus didatangkan oleh pihak Lapas.
Mereka berkumpul di masjid kompleks penjara terbesar di Pulau Dewata itu mulai pukul 19.00 WITA atau 30 menit sebelum azan Isya dikumandangkan.
"Selama bulan puasa kami diberi waktu dua jam untuk melaksanakan tarawih dan mendengarkan pengajian di dalam masjid. Setelah pukul sembilan malam kami kembali ke sel masing-masing," kata Ali Ichwan Harahap, selaku takmir masjid Lapas Kerobokan yang setiap hari mendata peserta jamaah tarawih.
Para narapidana yang mengikuti tarawih itu kebanyakan penghuni Blok E, Blok I, dan Blok G. Ketiga blok itu lebih banyak dihuni narapidana Muslim. "Sambil menunggu ustadz datang, biasanya kami dahului dengan shalat Isya," kata terpidana kasus penyalahgunaan narkoba yang sehari-hari bertindak sebagai imam shalat maktubah itu.
Sementara itu, narapidana yang menghuni blok lain ada yang melaksanakan tarawih di bloknya masing-masing atau di dalam selnya sendiri.
Staf Pembinaan Kemasyarakat Islam Lapas Kerobokan, Widodo, mengatakan kegiatan tersebut sudah menjadi rutinitas bagi narapidana yang beragama Islam. "Kami hanya memfasilitasi rutinitas mereka. Selama bulan puasa pula, kami mengizinkan narapidana membawa alat penghangat makanan untuk sahur," katanya.