REPUBLIKA.CO.ID, Siapapun dan apapun di dunia ini, termasuk berhala-berhala yang disembah dan keris-keris yang bertuah, tidak memiliki otoritas untuk memberikan syafaat (pertolongan) kepada umat manusia di alam akhirat.
Syafaat menjadi otoritas Allah SWT, kecuali kepada sesiapa yang diberikan restu oleh-Nya untuk memberikan pertolongan yang sangat dibutuhkan pada hari kiamat itu. Khususnya bagi orang-orang yang datang pada hari akhir dengan berlumuran dosa.
Allah SWT berfirman, ”... Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya...." (QS. Albaqarah: 255).
Manusia yang sudah pasti diberikan izin untuk memberikan syafaat adalah Nabi Besar Muhammad SAW. Dalam hal ini, puasa disamping Alquran, termasuk telah diberikan izin untuk memberikan syafaat kepada orang-orang yang terbiasa melakukannya di dunia sebagai balasan atas jerih payah menahan diri dari hal-hal yang dilarang pada waktu berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadis qudsi, "Puasa dan Alquran memberikan syafaat kepada hamba-Ku di hari kiamat. Puasa berkata, 'Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari makan minum dan syahwat, maka berilah aku restu memberikan syafaat kepadanya.' Alquran berkata, Wahai Tuhanku, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka berilah aku restu memberikan syafaat kepadanya. ’ Lalu keduanya diberikan restu memberikan syafaat.” (HR. Ahmad dan Thabarani)
Keistimewaan lain bagi orang-orang yang berpuasa adalah disediakannya untuk mereka pintu khusus di surga yang disebut dengan pintu Rayyan. Rayyan secara bahasa berarti 'menyegarkan' lawan dari mendahagakan, karena orang yang memasuki pintu ini dia tidak akan dahaga selamanya. Rayyan ini ibaratnya pintu VIP yang diperuntukkan bagi orang-orang yang berpuasa.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang dinamakan pintu rayyan yang khusus akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat. Selain mereka tidak bisa melalui pintu tersebut. Pintu itu akan berkata, ’Di mana orang-orang yang berpuasa?’ Orang-orang yang berpuasa lalu bangkit menuju pintu surga itu. Jika mereka telah memasukinya, pintu surga itu ditutup tidak seorang pun bisa masuk." (HR. Bukhari-Muslim)