REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tarif angkutan umum (tuslah) Kota Bandung belum ditentukan. Pasalnya, masih menunggu keputusan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun demikian, beberapa angkutan bus dan kendaraan antarkota sudah menaikkan tarif kendaraan mereka.
Menurut Kepala Terminal Leuwipanjang, Erick Sudjana, berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan, tarif angkutan memang tidak naik. Namun, tuslah yang sudah diberlakukan oleh beberapa angkutan. "Hal ini dikembalikan ke harga pasar dan dikoordinir oleh PO masing-masing, biasanya antara 5-10 persen kenaikan untuk bis AC," ungkap Erick, Senin (13/8).
Sopir elf di Terminal Ledeng, Oma Komet (60 tahun) mengatakan, sudah menaikkan tarif kendaraannya. "Tidak drastis, hanya naik Rp 2.000 setiap orangnya," ujarnya. Biasanya, tarif normal sekitar Rp 12 ribu, sekarang menjadi Rp 15 ribu. Oma mengaku, kenaikan tarif ini sebenarnya sudah ditekan, karena persaingan dengan angkutan lain.
Sementara bus rute Bandung Pangandaran naik hingga 50 persen. "Biasanya, harga normal Rp 40 ribu yang non-AC dan AC, sekarang jadi Rp 60 ribu dengan fasilitas AC, harga ini cukup memberatkan," jelas Aisya (28 tahun) di Terminal Leuwipanjang.
Tak jauh berbeda dengan angkutan umum antarkota berupa bus dan minibus, tuslah juga sudah diberlakukan beberapa kendaraan biro perjalanan di Kota Bandung tujuan Jakarta.