REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pedagang asongan musiman mulai menjamur di jalur alternatif mudik Sukabumi karena mulai adanya peningkatan kendaraan memasuki H-5 Idul Fitri ini. Jajanan yang dijajakan seperti kue kering, makanan khas Sukabumi dan buah-buahan.
"Ini merupakan kegiatan rutin saat lebaran yang dilakukan oleh sebagian warga Cicurug, Kabupaten Sukabumi, yang selalu menjadi pedagang asongan musiman untuk meraup rejeki selama Ramadhan sampai lebaran," kata pedagang asongan musiman, Sulaeman yang merupakan warga Cimelat, Cicurug kepada wartawan, Selasa.
Menurut Eman, pada H-5 ini belum ada peningkatan jumlah pembeli karena kendaraan yang melewati rute Sukabumi dari Bogor masih kurang begitu padat walaupun sudah mulai ramai. Dirinya memprediksi, mulai peningkatan kendaraan akan terjadi pada H-3 lebaran.
Lebih lanjut, dirinya dan puluhan rekan-rekannya sengaja berjualan di daerah rawan kemacetan seperti Pasar Cicurug dan di beberapa persimpangan Cicurug karena untuk mempermudah menjajakan dagangannya ke pengendara.
"Untuk saat ini omset tiap harinya sejak hanya Rp 50 ribu -Rp 75 ribu, dan jika puncak arus mudik omset setiap harinya bisa mencapai dua kali lipat yakni Rp 150 ribu. Tiap harinya saya tidak hanya menjual buah-buahan saja," tambahnya.
Sementara pedagang asongan di Cibadak, Wahyudi mengatakan, dirinya sengaja menjual makanan khas Sukabumi yakni moci karena banyak warga yang mudik mencari jajanan khas ini. Selain itu, dirinya sengaja mangkal di pertigaan Sukabumi-Palabuhanratu dan Sukabumi-Cikidang karena daerah tersebut pusat penumpukan kendaraan.
"Sebenarnya sebelum lebaran omset dagangan seperti ini kurang begitu tinggi, tetapi pelonjakan omset setelah lebaran karena banyak wisatawan dan pemudik yang balik ke luar Sukabumi dan membeli moci untuk oleh-oleh. Omset tiap harinya saya maksimal bisa mencapai Rp 200 ribu tergantung banyaknya dagangan yang saya jajakan," katanya.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, Ahmad Riyadie mengatakan, pihaknya tidak melarang pedagang asongan berjualan di sepanjang jalur mudik di Sukabumi asalkan tidak mengganggu arus kendaraan.
Namun, khususnya untuk pedagangan kaki lima (PKL), pihaknya telah melakukan penertiban dan mensterilkan jalan di daerah rawan kemacetan dari gangguan lapak PKL. "Silahkan berjualan asalkan tidak mengganggu arus lalu lintas dan hati-hati khawatir bisa terjadi kecelakaan," tambah Riyadie.