REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Satlantas Polres Subang memasang 1.000 pembatas jalan di sepanjang jalur mudik dari Patokbeusi hingga Sewo. Pemasangan pembatas jalan itu dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan dan kemacetan.
Selain itu, sebanyak 260 titik perputaran ditutup. Untuk perputaran, polisi memberi ruang kecil setiap dua kilometer. Supaya, tidak terjadi kemacetan akibat banyaknya kendaraan yang memutar di jalur mudik.
Kasat Lantas Polres Subang, AKP Asep Saepudin, mengatakan, pembatas jalan itu berguna agar kendaraan dari barat ke timur dan sebaliknya tidak tercampur. Mengingat, kebiasaan pengemudi setiap ada kemacetan di jalur pantura, mereka suka menyerobot dan masuk ke jalur orang. Akibatnya, kemacetan semakin parah. Bahkan, rawan kecelakaan.
"Untuk itu, kita pasang barier (pembatas jalan). Supaya tak ada celah bagi kendaraan untuk memanfaatkan jalur lain," ujar Asep, kepada Republika Online, Selasa (14/8).
Menurut dia, jalur utama Pantura yang melintasi wilayah Subang sepanjang 45 kilometer. Terbentang dari Patokbeusi yang merupakan perbatasan Karawang-Subang, sampai Jembatan Sewo perbatasan Subang dengan Indramayu.
Terkait dengan arus mudik, hingga H-5 ini sudah ada peningkatan kendaraan pemudik. Terutama pada saat malam hari hingga selepas sahur. Sedangkan saat siang hari, relatif lengang. Yang melintas, lebih didominasi kendaraan umum dan kendaraan penduduk lokal.
Dengan kondisi seperti itu, belum ada penanganan khusus. Jadi, pengamanannya tetap sesuai prosedur namun belum ada peningkatan. Berbeda ketika volume kendaraan mengalami peningkatan, cara bertindak untuk mengurai kemacetan juga levelnya lebih ditingkatkan. Seperti, arus lalin dibuang ke jalur tengah. Ataupun diberlakukan sistem buka tutup.
"Sampai hari ini, belum ada arus lalin yang dibuang ke jalur tengah atau selatan," cetusnya.
Asep memprediksi, volume kendaraan akan melonjak antara H-4 dan H-3. Bahkan puncaknya ditaksir pada H-3. Sebab, pada hari itu instansi pemerintahan dan perusahaan swasta sudah libur.
Secara terpisah, Kapolres Karawang AKBP Arman Achdiat, mengatakan, jalur mudik alternatif sepeda motor akan diberlakukan buka tutup. Sifatnya fleksibel. Maksudnya, bila kondisi Pantura ramai lancar, maka sepeda motor bisa keluar melalui Cikalong, Jatisari. Sebaliknya, jika Pantura padat maka sepeda motor akan dibuang ke Ciasem melalui Blanakan, Subang.
"Sampai hari ini, sepeda motor masih diperbolehkan keluar Cikalong," jelasnya.
Selain jalur alternatif, sistem buka tutup juga akan berlaku di Simpang Mutiara hingga Simpang Jomin. Jika Simpang Jomin mengalami kepadatan kendaraan, maka arus lalin dari Cikopo akan diluruskan ke Pasar Cikampek, lalu naik ke jalan layang dan keluar melewati Simpang Jomin. Sedangkan arus dari timur menuju barat, tetap menggunakan jalur bawah Simpang Jomin.